Di sisi lain, sopir Sambo, Kuat Ma’ruf yang sedang merokok di teras depan jendela rumah, tidak sengaja melihat Yosua turun mengendap-endap dari lantai 2 kamar Putri. Menurut Kuat, hal itu tidak wajar mengingat ajudan tidak diperkenankan naik ke lantai 2 secara sembarangan.
Selain itu, gelagat Yosua ketika menuruni tangga tampak tak biasa dan teramat mencurigakan. Lalu karena kecurigaan Kuat hendak menghampiri Yosua, tetapi dia malah seolah-olah menghindar. Kuat pun terus mengejar Yosua sambil meminta Susi (asisten rumah tangga) mengecek kondisi Putri di lantai 2.
“Kemudian Susi mendapati Terdakwa Putri Candrawathi yang sudah dalam keadaan terlentang di depan kamar mandi dengan tidak berdaya dan hampir pingsan,” bunyi eksepsi.
Berterima Kasih ke Ajudan
Baca Juga:Jaksa Sempat Kaget Tim Kuasa Hukum Ferdy Sambo-Putri Candrawathi Ajukan Nota Keberatan di Hari yang Sama Saat Dakwaan DibacakanJaksa Ungkap Kematian Brigadir J Akibat Tembakan Ferdy Sambo di Kepala Bagian Belakang Yosua
Dua hari setelah mengeksekusi Yosua, Sambo mengumpulkan Ricky, Richard Eliezer, dan Kuat Ma’ruf. Pertemuan di lantai 2 rumah di Saguling Jakarta Selatan itu turut dihadiri Putri Candrawathi.
Kala itu, Sambo membagikan amplop berisi uang dan juga iPhone 13 Pro Max kepada Ricky, Richard Eliezer, dan Kuat Ma’ruf. Amplop kemudian diambil lagi dengan janji akan diberikan sebulan kemudian. Sementara ponsel tetap diberikan.
Pada saat itu, Putri Candrawathi kemudian disebut mengucapkan terima kasih.
“Saat itu saksi Putri Candrawathi selaku istri terdakwa Ferdy Sambo mengucapkan terima kasih kepada saksi Ricky Rizal Wibowo, saksi Richard Eliezer Pudihang Lumiu dan saksi Kuat Ma’ruf,” bunyi dakwaan.
Tidak ada penjelasan lebih lanjut maksud ucapan terima kasih tersebut. Namun kasus pembunuhan ini diduga terkait dengan Putri Candrawathi. (*)