AREMANIA Korwil Bantur menyebut tragedi Kanjuruhan dipicu karena suporter minta foto usai pertandingan melawan Persebaya Surabaya di Liga 1 2022/2023.
Aremania Korwil Bantur The Black Lion, Slamet Sanjoko di Kabupaten Malang, Minggu (2/10), memberikan kronologi terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan 131 orang meninggal dunia akibat kericuhan usai laga Arema vs Persebaya di Liga 1, Sabtu (1/10) malam.
Slamet Sanjoko mengatakan awalnya jalannya pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya berjalan kondusif.
Baca Juga:Tim Sepak Bola dari Belanda dan Spanyol Heningkan Cipta Atas Tragedi KanjuruhanPresiden Real Madrid Ajak Heningkan Cipta Atas Tragedi Kanjuruhan
“Awalnya, ada dua orang yang mau berfoto setelah pertandingan bersama pemain Arema FC. Kami sudah menyampaikan ke petugas untuk tidak memberikan izin,” kata Slamet Sanjoko dikutip dari Antara.
Namun, karena dua orang suporter Aremania tersebut terus memaksa untuk diperbolehkan masuk dalam area lapangan, akhirnya dua orang itu diizinkan masuk ke lapangan.
Menurutnya, setelah kedua orang tersebut diizinkan untuk memasuki area lapangan tersebut kedua anak itu ternyata menghampiri pemain Arema FC yang saat itu masih berada di dalam lapangan untuk meminta maaf kepada para suporter atas kekalahan dari Persebaya.
“Dua anak itu, yang akan berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada di situ,” ujar Sanjoko.
Setelah terjadi aksi dari dua orang suporter tersebut, kemudian memicu pendukung lainnya untuk memasuki area lapangan. Namun, ia tetap meminta kepada rekan-rekannya yang dari wilayah Bantur untuk tidak ikut masuk ke dalam lapangan.
Setelah melihat situasi mulai tidak terkendali, ia bersama rekan-rekannya segera mengemasi bendera yang mereka bawa. Selain itu, ia bersama sejumlah Aremanita bergegas mencari jalan keluar karena khawatir situasi akan memburuk.
“Sekitar tiga menit kami keluar gerbang, itu ada tembakan gas air mata ke arah tribune, kami lolos dan tidak tahu bagaimana kondisi di dalam. Namun ada rekan yang terkena gas air mata,” ujarnya.
Baca Juga:Presiden FIFA Mengaku Terkejut dan Gagal Paham Atas Tragedi Kanjuruhan2 Anggota Polres Tulungagung dan Trenggalek Meninggal Dunia di Stadion Kanjuruhan
Ia menyayangkan adanya penembakan gas air mata ke arah tribune yang membuat para penonton panik dan berusaha untuk berhamburan keluar.
Saat itu, lampu Stadion Kanjuruhan juga sudah dimatikan oleh petugas meski kondisi tribune masih penuh penonton.