PELATIH Arema FC Javier Roca mengungkapkan momen mengerikan di dalam Stadion Kanjuruhan saat tragedi yang terjadi usai laga melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10).
Roca akhirnya buka suara sejak tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai Arema dikalahkan Persebaya 2-3 pada lanjutan Liga 1.
Dalam wawancara dengan media Spanyol, Cadena Ser, Roca mengaku tidak menyangka insiden Tragedi Kanjuruhan terjadi. Terlebih pelatih asal Chile itu mengatakan para pemain Arema punya hubungan baik dengan Aremania.
Baca Juga:Tragedi Kanjuruhan Dipicu Suporter Minta Foto, Begini Kesaksian Aremania Korwil BanturTim Sepak Bola dari Belanda dan Spanyol Heningkan Cipta Atas Tragedi Kanjuruhan
Roca juga mengungkapkan detik-detik mengerikan di dalam ruang ganti tim. Mantan pelatih Persik Kediri itu mengatakan tidak menyangka kerusuhan terjadi usai Arema vs Persebaya.
“Kami tidak pernah mengira ini akan terjadi, para pemain memiliki hubungan yang baik dengan para suporter. Saya pergi ke ruang ganti, dan beberapa pemain tetap berada di lapangan. Ketika saya kembali dari konferensi pers, saya menemukan tragedi dan masalah di dalam stadion. Orang-orang lewat dengan membawa korban di tangan mereka,” ucap Roca.
“Yang paling mengerikan saat korban masuk untuk dirawat oleh tim dokter. Sekitar 20 orang masuk dan empat meninggal. Ada suporter yang meninggal di pelukan pemain,” ujar pelatih 45 tahun itu.
Sebelumnya penyerang Arema Abel Camara juga mengungkapkan detik-detik mengerikan di dalam ruang ganti tim.
“Setelah kami kalah, kami meminta maaf kepada fans. Mereka mulai menaiki pagar, kami lantas menuju ruang ganti,” ucap Camara.
“Dari situ kami mulai mendengar tembakan, dorongan. Ada orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami. Ada tujuh atau delapan orang yang meninggal di ruang ganti,” ujar Camara. (*)