KONDISI kesehatan Lesti Kejora sangat lemah usai diduga mengalami KDRT yang dilakukan Rizky Billar. Menurut beberapa sumber, Lesti Kejora kini tengah dirawat intensif di RS Ibu dan Anak (RSIA) Bunda Menteng, Jakarta Pusat.
Lesti Kejora dikabarkan alami kerongkongan geser diduga efek dicekik Rizky Billar. Karena masalah tersebut, Lesti sulit makan dan merasa sakit di area lehernya. Menjadi pertanyaan sekarang, apakah kerongkongan geser seperti dialami Lesti Kejora bisa berakibat fatal?
Tidak diketahui pasti apa diagnosis yang diberikan dokter terkait gangguan di leher Lesti. Namun, mungkin Lesti Kejora mengalami masalah leher yang dalam dunia medis disebut dengan Cervical Spondylosis (CS).
Baca Juga:5 Poin Hasil Keputusan Atas Tragedi Kanjuruhan, Mahfud Md Minta Polri Tetapkan Tersangka 2-3 HariPSI Umumkan Ganjar Pranowo-Yenny Wahid Capres 2024, Capres-Cawapres 2024
Masalah Cervical Spondylosis bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari penuaan, pekerjaan yang menuntut seseorang menggerakkan leher berulang, faktor genetik, merokok, hingga cedera leher.
Ya, cedera leher seperti kecelakaan, leher terbentur benda tumpul, atau bahkan dicekik dengan sangat kuat bisa menjadi faktor risiko penyebab Cervical Spondylosis. Diperlukan penanganan serius untuk mengobati kondisi tersebut.
Lalu, apa gejala dari Cervical Spondylosis?
Menurut laman Mayo Clinic, dikutip Senin (3/10/2022), ada beberapa gejala yang bisa saja muncul ketika seseorang alami Cervical Spondylosis, antara lain:
- Kesemutan di area leher, mati rasa, pun tangan atau kaki terasa lemah untuk digerakkan
- Susah berjalan atau sulit menyeimbangkan tubuh
- Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus
Selain 3 gejala tersebut, pasien Cervical Spondylosis juga bisa mengalami beberapa kondisi berikut ini:
- Sakit dan kaku di area leher
- Nyeri yang terasa di bagian leher
- Kejang otot
- Bunyi ‘klik’ saat menggerakkan leher
- Pusing
- Sakit kepala
Sementara itu, jika kondisi Cervical Spondylosis tidak segera tertangani, masalah bisa menjadi lebih serius. Komplikasi berupa gangguan di tulang belakang dan saraf bisa dialami oleh pasien. Karena itu, penanganan medis diperlukan agar kondisi tidak semakin memburuk. (*)