GATE 13 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang menjadi salah satu yang paling rusak dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu malam (1/10) lalu. Diduga kuat, pintu keluar yang terkunci di gate 13 inilah yang menjadi salah satu penyebab tewasnya sedikitnya 125 Aremania usai laga Arema FC vs Persebaya.
Berdasarkan pantauan wartawan tugumalang.id, Senin sore (3/10) di lokasi gate13 itu, pintu besi di tempat ini rusak dan ventilasi di salah satu bagian jebol. Di gerbangnya tertulis kata RIP dan di bagian lain ada tertulis kata ‘Selamat Jalan Saudaraku’ sebagai wujud solidaritas atas tragedi yang menjadi perhatian dunia ini.
Sejumlah saksi tragedi Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang dihadirkan Federasi Komisi Untuk Orang Hilang untuk Korban Tindak Kekerasan (Federasi KontraS), salah satunya Aremania Dau, Eko.
Baca Juga:Terkait Tragedi Kanjuruhan Instruksi Jokowi Jelas: Investigasi Tuntas, Sanksi yang BersalahBuntut Tragedi Kanjuruan Kapolri Copot Kapolres Malang, Ini Profil AKBP Ferli
Eko menceritakan betapa horornya pemandangan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Ia memang tidak menonton langsung di tribun meski memiliki tiket, namun detik-detik mencekam malam itu masih terekam jelas diingatannya. Bermula dari suara tembakan yang diketahui gas air mata.
“Saat itu saya ngopi di warung dekat tribun 10, lalu mendengar gedor pintu, suara jeritan minta tolong. Pertama kali saya lihat perempuan dengan kondisi lemas lalu pingsan,” ujarnya, Senin (3/10/2022).
Beberapa Aremania lainnya bergegas melakukan pertolongan. Melihat kondisi itu, Ia dan seorang temannya berinisiatif mengecek kondisi gate lainnya.
Setibanya di Gate 13, Ia menjumpai pemandangan mengerikan. Peristiwa yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.
“Gate 13 di situ titik semacam kuburan adik-adik saya,” tuturnya.
Eko terdiam sejenak, lalu tangis pecah. Ia bersimpuh ke Yuli Sumpil yang duduk di samping kirinya. Tak kuasa melanjutkan kesaksian tragedi Kanjuruhan yang menewaskan sedikitnya 125 orang.
“Gak kuat aku mas,” ujarnya menangis histeris.
Yuli terus menguatkan Eko. Setelah tenang, Ia melanjutkan apa yang terjadi di Gate 13 yang disebut sebagai kuburan massal.
“Gate 13 banyak anak kecil dan wanita. Itu kuburan massal,” ujarnya.
Baca Juga:Polri Periksa 20 Orang Saksi, Kasus Kanjuruhan Naik ke PenyidikanKapolda Jawa Timur Copot 9 Komandan Batalyon-Komandan Kompi hingga Komanda Pleton Brimob Polda Jatim
Aremania yang terjebak di Gate 13 berupaya keluar paksa dengan menjebol dinding semen, lantaran pintu terkunci rapat.