PLTN Zaporizhzhia seperti sebuah kota tersendiri, dengan sekitar 11.000 pekerja sebelum perang Ukraina. Sementara banyak yang melarikan diri di tengah pertempuran, yang lain tetap tinggal untuk memastikan keamanan bahan dan struktur radioaktifnya.
PLTN itu berulang kali terjebak dalam baku tembak perang di Ukraina. Teknisi Ukraina terus menjalankan pembangkit listrik setelah pasukan Rusia merebutnya. Reaktor terakhirnya ditutup pada September sebagai tindakan pencegahan karena penembakan konstan di dekat saluran transmisi listrik yang rusak ke pabrik.
Pembangkit Ukraina tersebut merupakan trofi strategis bagi Rusia dan telah memicu kekhawatiran dunia sebagai satu-satunya pembangkit nuklir yang terjebak dalam peperangan modern. Pertempuran aktif di dekatnya berarti tidak mungkin untuk mulai memproduksi listrik lagi segera bahkan jika Rusia memasang manajemennya sendiri. (*)