3 Fakta Penting dalam Investigasi Tragedi Kanjuruhan

3 Fakta Penting dalam Investigasi Tragedi Kanjuruhan
13 kendaraan rusak dan terbakar dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. /dok. Antara
0 Komentar

“Dan itu yang menjadi rujukan dari pihak Panpel dan PT LIB, untuk ber-positif thinking, bahwa sulit untuk akan ada kerusuhan. Di mana ada kerusuhan ketika tidak ada rivalitas suporter dan tidak ada suporter dari Persebaya yang datang ke Malang,” kata Yunus.

PSSI telah menurunkan tim investigasi yang diketuai oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, eksekutif komite, komite banding, tim kedokteran, dan tim legal.

“Diperkirakan sore ini semua sudah ada di Malang. Kita tunggu hasilnya,” lanjut Yunus.

Baca Juga:Keterlibatan CIA dalam Peristiwa Gerakan 30 September, Beredar Dokumen Mossad Soal Pembantaian PKI dan Kelompok Kiri di IndonesiaMuhammad Yulianton-Devi Ratnasari Pasutri Aremania Jadi Korban Meninggal Dunia, Anaknya Selamat di Tragedi Kanjuruhan

Pengamat sepak bola, Kesit Bayu Handoyo mengatakan langkah antisipasi kericuhan suporter sepak bola lebih bisa dilakukan ketika pertandingan berlangsung siang atau sore hari.

“Kalau malam kan situasinya menjadi lebih rawan, lebih sulit mendeteksi pihak-pihak yang, katakanlah, melakukan pelemparan di dalam stadion,” kata Kesit.

Iwan Iwe dari Bonek Writers Forum (BWF) mengatakan, “Jam pertandingan untuk laga-laga bertensi tinggi harus digelar sore atau kalau perlu tanpa penonton.”

“Pembatasan jam tanding paling larut pukul tujuh malam, sehingga penonton tidak pulang kemalaman mengingat sistem transportasi di Indonesia belum sebagus sistem transportasi di Eropa yang memungkinkan pertandingan digelar larut malam,” katanya dalam keterangan tertulis.

Pintu Keluar ‘Sempit’ Tanpa Petunjuk Arah Evakuasi

Saat kerusuhan terjadi, tim Persebaya Surabaya sebelumnya sempat tertahan karena dihadang massa.

Dalam keterangan resmi melalui Twitter, pihak klub mengatakan telah berhasil mengevakuasi seluruh tim setelah pertandingan melawan Arema FC berakhir.

Namun banyak penonton, di saat yang sama, terjebak di dalam stadion.

Baca Juga:Polri Beberkan Alasan Tembak Gas Air Mata ke Arah Suporter Usai Laga Arema Vs Persebaya di KanjuruhanKedubes AS Buka Loker untuk Lulusan SMA hingga S1, Simak Syarat dan Ketentuannya

Dalam sebuah unggahan, seorang warganet mengatakan tidak semua pintu keluar dibuka.

Dalam keterangannya, Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan tiket yang dijual saat pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya melebihi dari kapasitas stadion.

“Jumlah penonton agar disesuaikan kapasitas stadion yakni 38.000 orang. Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan ini tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” kata Mahfud MD.

Sejumlah lembaga seperti Bonek Writers Forum (BWF), KontraS, Setara Institute, IPW menuntut investigasi menyeluruh, termasuk penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan, dan perlunya DPR dan pemerintah membuat regulasi yang mengatur suporter. (*)

0 Komentar