PRESIDEN Joko Widodo memerintahkan Kapolri, Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut tuntas kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menyebabkan lebih dari 100 orang meninggal.
Di tengah perintah dan penyelidikan tersebut, pengamat sepak bola menyoroti sejumlah hal yang patut menjadi perhatian.
Beberapa poin ini juga dikemukakan oleh warganet, sebagian di antaranya adalah mereka yang turut menjadi penonton laga derbi Arema FC melawan Persebaya itu.
Tembakan Gas Air Mata
Baca Juga:Keterlibatan CIA dalam Peristiwa Gerakan 30 September, Beredar Dokumen Mossad Soal Pembantaian PKI dan Kelompok Kiri di IndonesiaMuhammad Yulianton-Devi Ratnasari Pasutri Aremania Jadi Korban Meninggal Dunia, Anaknya Selamat di Tragedi Kanjuruhan
Video detik-detik kericuhan di Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur yang diunggah akun @bimantara25 menunjukkan penonton berlarian menghindari gas air mata.
Tindakan kepolisian melepaskan gas air mata ini yang diduga menyebabkan kepanikan penonton sehingga mereka berdesak-desakan ingin keluar dari stadion secara bersama-sama.
Pemilik akun @bimantara25 yang saat itu berada di tribun VIP mengatakan kepada BBC News Indonesia, awalnya sejumlah suporter Arema turun ke lapangan dan sempat mundur setelah terjadi “baku pukul”
“Mereka itu bubar karena anjing pelacak. Mereka sudah lari, berhamburan ke arah tribun. Pas mereka sudah balik, langsung ditembak gas air mata.
“Jadi yang ricuh di lapangan, tapi nggak tahu kenapa pihak kepolisian lempar gas air mata ke arah tribun. Padahal di tribun nggak ada kericuhan sama sekali,” kata Bima.
Ia menggambarkan peristiwa yang paling ricuh dan dipenuhi gas air mata berada di tribun 11, 12 dan 13 seperti “benar-benar bencana alam”.
“Itu suara orang minta tolong. Sedih sekali saya mendengar kata-kata itu… Tolong-tolong, anakku ndi? [di mana]. Pedih, pedih. Anak kecil banyak yang nangis,” kata Bima menirukan situasi saat itu.
Baca Juga:Polri Beberkan Alasan Tembak Gas Air Mata ke Arah Suporter Usai Laga Arema Vs Persebaya di KanjuruhanKedubes AS Buka Loker untuk Lulusan SMA hingga S1, Simak Syarat dan Ketentuannya
Sementara itu, Dalam keterangan kepada media, Kapolda Jawa Timur, Nico Afinta mengatakan penembakan gas air mata ke arah tribun sudah sesuai dengan prosedur. Hal ini dilakukan sebagai upaya menghalau serangan suporter yang turun ke lapangan.
“Para suporter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas,” ungkapnya,
Menurut keterangan polisi, peristiwa ini berawal saat suporter Aremania menerobos ke lapangan dengan cara meloncati pagar karena tak terima kekalahan timnya dari Persebaya.