PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menuduh Barat menyabotase jaringan pipa gas alam di bawah Laut Baltik ke Jerman. Tuduhan tersebut dibantah keras oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Putin mengklaim bahwa “Anglo-Saxon” di Barat telah berubah dari menjatuhkan sanksi terhadap Rusia menjadi serangan teror. Dia menuduh Barat menyabotase jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 sebagai upaya untuk menghancurkan infrastruktur energi Eropa.
“Mereka yang mendapat untung darinya telah melakukannya,” ujar Putin tanpa menyebut negara tertentu ketika upacara untuk mencaplok empat wilayah Ukraina.
Baca Juga:Rusia Buka Penyelidikan Kasus ‘Terorisme Internasional’ Atas Kebocoran Gas Nord StreamIni Pemicu Rizky Billar Tega Cekik Banting Lesti Kejora
Presiden AS Joe Biden menolak klaim Putin sebagai hal yang aneh. “Itu adalah tindakan sabotase yang disengaja. Dan sekarang Rusia menyebarkan disinformasi dan kebohongan,” katanya.
Biden menyatakan Washington akan bekerja dengan sekutunya untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya terjadi. Penyelam akan dikirim untuk memeriksa jaringan pipa. “Jangan dengarkan apa yang dikatakan Putin. Apa yang dia katakan kita tahu itu tidak benar,” ujar Biden.
Para pejabat AS mengatakan klaim Putin mencoba mengalihkan perhatian dari pencaplokannya atas bagian-bagian Ukraina pada Jumat. “Kami tidak akan membiarkan disinformasi Rusia mengalihkan perhatian kami atau dunia dari upaya penipuan transparan untuk mencaplok wilayah Ukraina yang berdaulat,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson.
Negara-negara Nordik mengatakan ada ledakan bawah laut yang merusak jaringan pipa pada pekan ini. Peristiwa itu telah menyebabkan kebocoran metana yang besar melibatkan beberapa ratus pon bahan peledak.
Bentrokan AS-Rusia berlanjut kemudian pada pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bnagsa-Bangsa (DK PBB) di New York. Pertemuan yang diadakan oleh Rusia ini membahas mengenai serangan terhadap jalur pipa Nord Stream 1 dan 2.
Juru bicara perusahaan milik negara Rusia Gazprom yang merupakan pemangku kepentingan mayoritas di Nord Stream Sergey Kupriyanov mengatakan kepada DK PBB, data mengenai penurunan tekanan yang tiba-tiba dalam pipa dan kebocoran gas. “Memungkinkan untuk mengatakan dengan pasti bahwa kebocoran pada pipa-pipa itu disebabkan oleh kerusakan fisik,” ujarnya.
Kupriyanov mengatakan dalam sebuah video, Gazprom telah mulai mencari solusi yang memungkinkan untuk membuat sistem Nord Stream beroperasi kembali. Tidak ada perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan. “Namun kami dapat mengatakan dengan pasti bahwa tugas itu akan sangat menakutkan dari sudut pandang teknis,” kata Kupriyanov.