Teguh menggarisbawahi, kawasan yang kini menjadi sengketa antara Israel dan Palestina memiliki sejarah yang sangat panjang. Relasi kedua bangsa, Arab dan Yahudi, di kawasan itu mengalami pasang surut seiring dengan perjalanan waktu. Ketegangan politik global yang tidak dapat dihindarkan juga ikut mewarnai relasi keduanya sehingga kekerasan menjadi unsur dominan di kawasan setidaknya dalam tujuh dekade terakhir.
“Pekerjaan rumah kita masih banyak. Masyarakat internasional juga perlu membangun pandangan yang lebih konstruktif dalam melihat konflik Israel-Palestina, mengesampingkan sentimen sektarian, serta mengedepankan prinsip demokrasi yang menawarkan perdamaian dan memutus kekerasan, juga perlindungan HAM dan penegakan hukum yang pasti,” ujar Teguh yang kini memimpin Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI).
“Penjajahan Israel terhadap Palestina perlu segera diakhiri, kekerasan terhadap bangsa Palestina perlu segera dihentikan. Yair Lapid menawarkan pendekatan baru dari sisi pemerintah Israel. Semoga ia dapat menyakinkan masyarakat Israel akan arti penting pengakuan kedaulatan Negara Palestina dan penghentian kekerasan terhadap masyarakat Palestina,” demikian Teguh.
Baca Juga:Bandara International Jawa Barat Kertajati Bakal Berangkatkan Jemaah UmrohSinergi PDI Perjuangan dan Relawan Ganjar Pranowo Hasilnya Dahsyat
Solusi dua negara untuk mengakhiri kekerasan dan penjajahan Israel atas Palestina semakin populer belakangan ini, terutama setelah tahun lalu Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan dukungannya diikuti pembukaan hubungan diplomatik Israel dengan empat negara Arab-Muslim, yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko. (*)