Kemudian, Peltu Mukidjan dari Brigade Infantri I/Djaja Sakti memimpin pasukan ke rumah Ahmad Yani. Sersan Mayor Satar diperintahkan menangkap Mayjen S. Parman.
Serka Sulaiman ditugaskan menjemput Mayjen Suprapto. Lalu Serma Surono menuju kediaman Brigjen Sutoyo. Serka Boengkoes diinstruksikan menangkap Mayjen MT Haryono. Adapun Brigjen DI Panjaitan akan ditangkap Serma Soekardjo dari Yon 454/Para Diponegoro.
Pelda Djuhurub dalam pengakuannya menuturkan pasukan yang dipimpinnya berkekuatan 100 orang berangkat sekitar pukul 03.00 dengan naik 3 truk milik AURI dan 2 kendaraan Cakrabirawa.
Baca Juga:Peristiwa Gerakan 30 September Versi SoebandrioPeristiwa Gerakan 30 September Versi Pak Harto
“Sasaran paling prestisius Jenderal AH Nasution. Saya sudah tahu rumah beliau terletak di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat,” ujarnya.
Rombongan terakhir keluar dari Lubang Buaya sekitar pukul 03.30 yang dipimpin Serka Boengkoes. Boengkoes mengaku waktu pelaksanaan operasi dialokasikan hanya 15 menit paling lama 20 menit.
“Saya tidak lupa perintahnya jelas, saya mendengar dari Letnan I Abdul Arief, tangkap sasaran.. hidup atau mati,” ujar Serka Boengkoes.
Korban pertama pada operasi penangkapan tersebut ternyata bukan target yang disasar. Seorang anggota polisi petugas keamanan di kediaman Wakil Perdana Menteri Johannes Leimena bernama Karel Sasuit Tubun bernasib malang.
Mendengar ramai deru kendaraan, Karel yang sedang berjaga keluar dari rumah Leimena yang letaknya di sebelah kediaman Nasution untuk memantau situasi. “Langsung dia kami selesaikan,” ujar Djuhurub.
Anggota pasukan penculik Jenderal Ahmad Yani bernama Sersan II Raswad mengaku tiba di kediaman target sekitar pukul 03.45. Mereka langsung masuk ke pekarangan.
Pasukan pengawal Ahmad Yani yang tidak curiga dengan kedatangan Cakrabirawa langsung ditodong. “Seluruh senjata dilucuti sehingga kami bisa leluasa masuk ke rumah Jenderal Yani,” ujar Raswad. Jenderal Yani ditembak di rumahnya karena melakukan perlawanan.
Baca Juga:Kedai Es Krim Legendaris, Ragusa Es Italia Berdiri Sejak 1932PBSI Klarifikasi Hubungan Herry IP-Kevin Sanjaya Masih Terkendali
Sekitar pukul 05.00 satu demi satu konvoi kendaraan Satgas Pasopati yang selesai melakukan operasi mulai memasuki wilayah Lubang Buaya.
Mayor (Udara) Gatot Soekrisno yang mendapat tanggung jawab mengamankan wilayah tersebut mengaku terkejut melihat tiga orang sasaran dalam keadaan tidak bernyawa.
Menurut Gatot, perintah Letkol Untung, para target ditangkap untuk dihadapkan pada Presiden Sukarno. “Segera muncul pertanyaan, bagaimana mereka akan bisa dihadapkan kepada presiden kalau sudah meninggal?”