ISRAEL kembali mengutarakan keinginannya untuk menormalisasikan hubungan diplomatik dengan negara-negara bermayoritas Muslim di dunia, salah satunya Indonesia.
Selama ini, hubungan antara kedua negara terhalang oleh prinsip Indonesia yang membela rakyat Palestina dari penjajahan Israel. Keduanya juga tidak memiliki perwakilan diplomatik di masing-masing negara.
Keinginan itu disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Israel Yair Lapid saat berpidato di hadapan sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada Kamis (22/9).
Baca Juga:Pidato Perdana Menteri Israel Yair Lapid di Sidang Majelis Umum PBB: Dukung Negara PalestinaIni Penjelasan Indosat Ooredoo Hutchison PHK Lebih dari 300 Karyawan
“Israel mencari perdamaian dengan tetangga-tetangga kami. Semua tetangga kami. Kami tidak akan pergi ke mana-mana. Timur Tengah adalah rumah kami. Kami di sini untuk tinggal. Selamanya,” ujar Lapid, seperti dikutip dari The Times of Israel.
Lapid mengatakan, Israel ingin menciptakan perdamaian dengan negara-negara yang menentangnya, meski konflik di Palestina masih kerap berlangsung dan belum menemukan titik terang.
“Dan kami menyerukan kepada setiap negara Muslim — dari Arab Saudi sampai Indonesia — untuk mengakui hal itu, dan datang berbicara dengan kami. Tangan kami terulur untuk perdamaian,” imbuhnya.
RI Tak Ada Langkah Normalisasi Hubungan dengan Israel
Selama ini, Indonesia berpegang teguh pada prinsipnya yang menegaskan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel tidak akan terwujud, selama belum tercapainya perdamaian di Palestina.
Baru-baru ini pula, Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, tidak ada langkah yang dilakukan pemerintah untuk menormalisasikan hubungan dengan Israel.
Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, dalam sesi jumpa pers virtual pada Kamis (22/9).
Faizasyah menjelaskan, terlepas dari pemberitaan media Israel soal isu normalisasi hubungan dengan Indonesia, kebenaran kabar tersebut disangkal oleh pemerintah.
Baca Juga:Indosat Ooredoo Hutchison PHK Lebih dari 300 Karyawan, Beri Pesangon Tertinggi Capai 75 Lipat GajiBareskrim Polri Hentikan Penyelidikan Kasus Dugaan Penipuan dan Penggelapan 2 Jam Tangan Mewah Richard Mille Rp77 Miliar
“Dari sisi Kementerian Luar Negeri, sebagai pengampu kebijakan luar negeri Indonesia, tidak ada langkah-langkah yang mengarah ke normalisasi hubungan,” ungkap Faizasyah.
Prioritas saat ini, sambung Faizasyah, adalah penyelesaian damai antara Palestina dan Israel. Indonesia sebagai negara yang menentang segala bentuk penjajahan pun berupaya mendorong kedua negara berkonflik agar dapat hidup dalam damai dengan batas yang jelas. (*)