Najwa Shihab juga memperlihatkan adanya larangan pamer kemewahan bagi anggota Polri. Ada 7 poin larangan pamer kemewahan bagi anggota Polri dan keluarga yang tercatat dalam ST/30/Xi/Hum.3.4/2019/Divpropam, yaitu:
- Tidak menunjukkan, memakai, memamerkan barang-barang mewah dalam kehidupan sehari-hari baik dalam interaksi sosial di kedinasan maupun area publik.
- Senantiasa menjaga diri, menempatkan diri pola hidup sederhana di lingkungan institusi Polri maupun kehidupan bermasyarakat.
- Tidak mengunggah foto atau video pada medsos yang menunjukkan gaya hidup yang hedonis karena dapat menimbulkan kecemburuan sosial.
- Menyesuaikan norma hukum, kepatutan, kepantasan, dengan kondisi lingkungan tempat tinggal.
- Menggunakan atribut Polri yang sesuai dengan pembagian untuk penyamarataan.
- Pemimpin Kasatwil, perwira dapat memberikan contoh perilaku dan sikap yang baik, tidak memperlihatkan gaya hidup yang hedonis terutama Bhayangkari dan keluarga besar Polri.
- Dikenakan sanksi yang tegas bagi anggota Polri yang melanggar.
Najwa Shihab mendapat ‘serangan’ usai bicara soal gaya hedon polisi. Saat menyampaikan sepatah dua patah kata usai menerima penghargaan sebagai Public Figure Inspiratif Terpopuler pada Television Awards 2022, Najwa Shihab kembali bersuara.
“Teman-teman, hari ini, di tengah tsunami informasi dan virus dusta yang meracuni udara, saya percaya salah satu tugas jurnalisme adalah menggaungkan suara publik. Sesederhana itu sebenarnya yang saya lakukan dan dilakukan begitu banyak jurnalis lain. Menyuarakan apa yang kami anggap penting, ada banyak kebenaran, manis atau pahit yang semuanya harus berani dibicarakan secara bersama-sama hari ini,” kata Najwa Shihab.
Baca Juga:Bloomberg: Inilah Pilihan Jokowi untuk Pertahankan Kekuasaan Setelah Masa Jabatan Indonesia BerakhirHasil Investigasi KontraS Terkait Kasus Mutilasi 4 Warga Papua
Najwa Shihab juga bicara soal adanya upaya intimidasi yang berusaha untuk merobohkan nyali. Menurutnya, siapa saja bisa mengalami hal itu.
“Dan, dalam upaya untuk membicarakan kebenaran selalu ada usaha untuk merobohkan nyali lewat intimidas, beragam intimidasi, macam-macam bentuk intimidasinya, tapi tujuannya selalu satu, membangun rasa ngeri, menakut-nakuti supaya kita berhenti,” ucapnya.
“Siapapun bisa mengalami itu. Populer karena karya dan juga karena tindakan sehari-hari yang menginspirasi. inspiratif itu sebenarnya, punya daya tular karenanya mari rapatkan barisan mari saling merapatkan nyali memperjuangkan nilai integritas, toleransi, pentingnya partisipasi. Supaya selalu ada orang-orang di luar sana yang juga menolak berhenti dan terus berani,” tegas Najwa Shihab. (*)