UCAPAN Najwa Shihab yang mengkritik soal gaya polisi hedon menuai ocehan, salah satunya Nikita Mirzani. Najwa Shihab membuktikan ucapannya bukan hanya kritik, tapi memang mengacu pada peraturan yang mungkin dilanggar.
Dalam channel YouTube-nya, Najwa Shihab bersama Jovial da Lopez, dan Andovi da Lopez membahas beberapa hal yang tengah ramai dibicarakan, salah satunya termasuk gaya hedon polisi.
“Problemnya adalah ketika pejabat-pejabat ini kita tahu gaji lo tuh berapa, tunjangan lo tuh berapa, dan nggak matching hidup mewahnya dengan pendapatan mereka. Jadi wajar orang bertanya-tanya, ‘Halal nggak sih duit lo?’. Ya kan?” ucap Najwa Shihab dilihat, Sabtu (23/9/2022).
Baca Juga:Bloomberg: Inilah Pilihan Jokowi untuk Pertahankan Kekuasaan Setelah Masa Jabatan Indonesia BerakhirHasil Investigasi KontraS Terkait Kasus Mutilasi 4 Warga Papua
Dalam pembicaraan itu, mereka juga membahas soal diperbolehkannya polisi-polisi ini membuat bisnis. Izin tersebut ada dalam Perkap No.9 Tahun 2017 tentang usaha bagi anggota Polri.
Namun, ada yang digarisbawahi dari isi peraturan tersebut. Ada beberapa larangan yang harus dilakukan anggota Polri yang membuat bisnis. Anggota Polri dalam melaksanakan kegiatan usaha tidak mengganggu tugas pokok, memanfaatkan jabatan atau kedudukan sebagai anggota, dan menggunakan fasilitas dinas.
Najwa Shihab memberikan contoh bagaimana kehidupan Jenderal Hoegeng. Di mana saat itu dirinya pernah berbincang dengan istri dari mantan Kapolri itu.
“Betapa ia selalu menjaga agar tidak ada konflik kepentingan yang dilanggar. Pernah suatu saat Eyang Meri ini bikin toko bunga, florist, untuk menambah biaya penghasilan, waktu itu Jenderal Hoegeng belum jadi polisi sebetulnya, jabatannya masih menjadi Kepala Imigrasi tahun ’60-an. Begitu dia dapat jabatan itu (polisi), Eyang Meri langsung suruh tutup toko bunganya, karena Jenderal Hoegeng takut orang datang sengaja beli ke toko bunganya untuk mendekati Jenderal Hoegeng,” cerita Najwa.
Pernah Eyang Meri, dikatakan Najwa Shihab, menceritakan ingin ke Belanda menengok ayahnya yang sakit. Mendapat bantuan dana dari saudara di Belanda dan uang pribadi untuk beli tiket, Jenderal Hoegeng tetap melarang.
“Jenderal Hoegeng melarang, nggak boleh istri Kapolri pergi ke luar negeri karena nggak boleh terlihat bermewah-mewah dan nanti orang bertanya-tanya kok bisa sih pelesiran ke luar negeri. Jadi akhirnya nggak jadi pergi ke Belanda, ayahnya terlanjur wafat dan tidak bertemu,” sambungnya.