NAMA Robert Priantono Bonosusatya mendadak dikenal publik pasca disebut Indonesia Police Watch (IPW) memberikan fasilitas jet pribadi kepada mantan Karo Paminal Div Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan saat menemuk keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Jambi.
Saat itu, Brigjen Hendra Kurniawan diminta oleh Ferdy Sambo menemui keluarga Brigadir J untuk menjelaskan soal kematian sang ajudan.
Namun, bagi kalangan tertentu khususnya para pengusaha dan kepolisian di negeri ini, Robert Priantono Bonosusatya bukan sosok yang baru.
Baca Juga:Ferdy Sambo: Melejit di Era Tito Karnavian dan Idham Azis, Kini Nasibnya di Ujung TandukDua Anak Korban Ibu Gantung Diri Terima Beasiswa
Robert Priantono Bonosusatya pernah menempuh pendidikan di University of California San Francisco Foundation.
Mengutip Bloomberg.com, Robert Priantono Bonosusatya merupakan Komisaris Utama PT Citra Marga Nusaphala Tbk dan PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.
PT Citra Marga perusahaan pengelola jalan tol dalam kota yang berkantor di Jalan Yos Sudarso di Jakarta. Sementara itu, PT Jasuindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan di Indonesia.
Nama Robert pernah muncul dalam hasil pemeriksaan Bareskrim Polri yang mengusut transaksi ganjil sebesar Rp57 miliar. Saat itu, Muhammad Herviano Widyatama, anak Komisaris Jenderal Budi Gunawan, tercatat pernah menerima kredit Rp 57 miliar dari Pacific Blue International Limited. Kucuran pinjaman dari perusahaan asal Selandia Baru itu bergulir mulus kendati tanpa ada jaminan atau agunan aset layaknya proposal kredit kepada bank atau perusahaan investasi. Sosok penting di balik pengucuran kredit itu adalah Robert Priantono Bonosusatya.
Ia mencuat pertama kali dari dokumen hasil pemeriksaan Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri pada Mei hingga Juni 2010, yang mengusut transaksi ganjil sebesar Rp 57 miliar di rekening Budi. Menurut dokumen yang tersebar saat Budi mengikuti uji kelayakan calon Kepala Polri pada 14 Januari 2015 itu, Robert disebut sebagai penjamin kredit yang dikucurkan untuk Herviano pada 6 Juli 2005 itu.
Kepada tim Bareskrim yang memeriksanya pada 26 Mei 2010, Robert mengaku teman lama Budi. Namun, ia tidak menyebutkan bagaimana mereka berjumpa. Saat bertemu dengan Budi dan Herviano pada waktu yang tak disebutkan tanggalnya, Robert ditemani oleh kawannya yang lain, Lo Stefanus. Stefanus belakangan diketahui sebagai pemilik jaringan toko berlian Frank and Co dan PT Mitra Abadi Berkatindo, perusahaan tambang timah.