HOTEL Yamato mulai dikerumuni orang yang tampak murka. Massa yang didominasi kaum muda itu marah karena pada malam harinya, tanggal 19 September 1945, tentara Belanda menaikkan bendera triwarna merah-putih-biru dari lantai paling atas hotel yang terletak di kawasan Tunjungan, Surabaya tersebut.
Pengibaran bendera itu membuat rakyat Surabaya geram karena Belanda tidak menghargai kemerdekaan RI yang telah diproklamirkan sebulan sebelumnya. Lagipula, saat itu sedang digalakkan pengibaran bendera Merah-Putih sesuai instruksi Sukarno. Namun, justru Belanda dengan seenaknya menaikkan bendera mereka.
Inilah pemicu terjadinya rentetan pertempuran yang berujung pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya yang terkenal itu.
Baca Juga:Hari Ini, Sidang Komisi Kode Etik Polri Banding Ferdy SamboKecelakaan Beruntun KM253 Tol Pejagan-Pemalang Diduga Asap Kebakaran Lahan, Polisi Dalami Penyebab Lahan Terbakar
Orang-orang asing itu sebenarnya baru sehari berada di Surabaya. Tanggal 18 September 1945, Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) yang berisikan tentara Belanda yang dipimpin W.V.Ch Ploegman tiba bersama pasukan Sekutu (Inggris) dan Palang Merah Internasional (Intercross) dari Jakarta.
Menurut Batara Richard Hutagalung dalam Sepuluh November Empat Puluh Lima (2001: 167), mereka tergabung dalam Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI) atau Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran. Tujuannya untuk mengurusi sisa-sisa prajurit Jepang, juga tentara Belanda yang ditawan, usai kekalahan Dai Nippon dalam Perang Asia Timur Raya.
Hotel Yamato menjadi markas RAPWI selama bertugas di Surabaya. Hotel ini sudah ada sejak era Hindia Belanda. Nadia H. Wright dalam Respected Citizens: The History of Armenians in Singapore and Malaysia (2003) menyebut, hotel itu dibangun pada 1910 oleh Sarkies Bersaudara dari Armenia yang terkenal sebagai perintis jaringan hotel di Asia Tenggara. Selain di Surabaya, mereka juga membangun sejumlah hotel di Malaysia, Singapura, dan Myanmar.
Nama Yamato digunakan sejak tentara pendudukan Jepang mengusir Belanda dan menguasai wilayah Indonesia. Sedari didirikan dan selama masa pemerintahan Hindia Belanda, gedung penginapan ini bernama Hotel Oranje. Hingga kini, hotel ini masih berdiri megah dengan nama Hotel Majapahit.
Belum 24 jam tentara Belanda menempati Hotel Yamato, mereka sudah berulah, yakni dengan menaikkan bendera merah-putih-biru. Ini memantik murka arek-arek Surabaya pada 19 September 1945, tepat hari ini 73 tahun lalu.