ANGGOTA Komisi III DPR Fraksi PKB Jazilul Fawaid menyoroti penangkapan Muhammad Agung Hidayatullah alias MAH (21), pemuda asal Madiun, Jawa Timur. Polri menangkap MAH lantaran diduga berperan membantu hacker Bjorka.
Jazilul merasa prihatin karena Polri belum berhasil menangkap Bjorka asli. Menurutnya, MAH yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu juga merupakan korban Bjorka.
“Kasihan pemuda asal Madiun itu ditangkap, terjerat masalah hukum. Dia itu seakan menjadi korban dari Bjorka. Sementara Bjorka asli belum ditangkap, apalagi ketahui motifnya,” ujar Jazilul kepada wartawan, Senin, 19 September.
Baca Juga:Sebelum Wafat di Malaysia, Azyumardi Azra Menulis ‘Nusantara untuk Kebangkitan Peradaban’IPW Minta Timsus Polri Usut Kasus Sambo dan Dugaan Keterlibatan Konsorsium 303 Terkait Pencalonan Capres Tertentu 2024
Wakil Ketua MPR itu menilai, pemerintah gagal melacak keberadaan Bjorka. Hal itu, kata Jazilul, sekaligus membuktikan Indonesia masih lemah menghadapi teror siber dan hacker semacam Bjorka.
“Bahkan, tragisnya admin Bjorka yang asli terbahak bahak menghina pemerintah Indonesia, yang gagal melacak dan menangkapnya,” tegas anggota komisi hukum itu.
Jazilul pun berharap, pemerintah bisa segera menangkap Bjorka asli. Pemerintah, kata dia, harus membuktikan bahwa pertahanan siber nasional juga sudah kuat.
“Saya berharap hacker Bjorka segera ditangkap. Sekaligus buktikan pertahanan siber kita kuat,” kata Jazilul.
Diketahui, MAH ditetapkan sebagai tersangka lantaran diduga membantu hacker Bjorka untuk membuat akun di aplikasi Telegram. Ia tidak ditahan hanya dikenakan wajib lapor ke polisi.
Sedangkan hacker Bjorka masih menjadi target polisi lantaran membocorkan data milik Ketua DPR Puan Maharani, data pribadi milik Menkominfo Johnny G Plate, dan mengklaim mempunyai dokumen surat menyurat kepresidenan Joko Widodo (Jokowi) dengan Badan Intelijen Negara (BIN). (*)