Dan di situlah saya memahami bahwa ada beberapa poin yang saya ingin mendapat penjelasan, baik dari Menhan, Panglima TNI dan juga para Kepala Staf. Saat membahas mengenai RKL, itu memang pada dasarnya, karena itu masih pagu indikatif, tidak terlalu banyak bahasan karena menyangkut hal-hal yg sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui pagu indikatif.
Kemudian masuk ke isu-isu aktual. Di situ saya ingin bertanya kepada Panglima Jenderal Andika dan KSAD Jenderal Dudung. Seyogianya ada Menhan di situ untuk menanyakan informasi-informasi yang kami terima sehubungan dengan adanya hal-hal yang menyangkut disharmoni.
Saya menggunakan diksi disharmoni karena lebih kepada masalah harmonisasi. Itu soal leadership dan seterusnya yang menyangkut keberadaan dari TNI itu sendiri. Jadi TNI secara keseluruhan dan TNI dengan TNI AD.
Baca Juga:Ingatkan Eko Kuntadhi, Sekjen PBNU: Perlu Ada Pelajaran Sanksi TegasPPATK Ungkap Keterlibatan Sejumlah Oknum Polisi dalam Transaksi Judi Online, Temuan Diserahkan ke Penyidik
Tapi pada kesempatan itu memang Pak KSAD tidak hadir dan oleh teman-teman itu ditanyakan, dikritisi dan seterusnya. Poin saya bukan dihadirnya atau tidak hadirnya, tapi akan lebih elok kalau mereka berdua hadir untuk bisa didapat penjelasan seputar masalah yang kami ingin dapatkan penjelasan dari mereka.
Di situlah kemudian ada hal-hal yang intinya masalah soal kepatuhan karena kehormatan di TNI itu yang kami tahu adalah kepatuhan.
Di situlah kemudian saya menyadari bahwa itu mungkin menjadi tidak nyaman dan tidak elok dan juga beberapa pihak tidak nyaman, mungkin merasa tersinggung atau tersakiti akan kata-kata yang keluar dari saya yang seputar soal gerombolan dan ormas, yang sejatinya, sejujurnya, saya tidak pernah menstigmakan TNI itu gerombolan, tapi lebih kepada, kalau tidak ada kepatuhan, kalau tidak ada kemudian harmoni dan seterusnya itu seperti gerombolan dan seperti ormas.
Nah itulah kalau bapak ibu dan saudara-saudara kalian bisa melihat rekaman utuhnya. Itulah poin yang ingin saya ulangkan dan sampaikan di forum ini.
Berikutnya, saya dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf apapun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti, yang tidak nyaman di hati para prajurit, siapapun dia, dari mulai tamtama, bintara, perwira, bahkan sampai para sesepuh, para pihak yang tidak nyaman dengan adanya perkataan yang mungkin diartikan lain