BJORKA, peretas yang masih belum diketahui identitasnya semakin viral di media sosial. Dalam akun Twitter maupun Telegram Bjorka, sang peretas menggunakan foto milik Björk, penyanyi asal Islandia.
Foto Bjorka tersebut lebih tepatnya mirip dengan sampul album sang penyanyi berjudul Utopia, yang rilis pada tahun 2017.
Björk Gudmundsdottir lahir 21 November 1965, ReykjavÃk , Islandia, merupakan seorang penyanyi-penulis lagu dan aktris Islandia yang terkenal karena karya solonya yang mencakup berbagai gaya musik.
Baca Juga:Penemuan Mayat PNS Perempuan di Tempat Parkir DPRD Riau, Berikut Fakta-faktanyaPelecehan Seksual Putri Candrawathi Tak Masuk Rekomendasi Komnas HAM ke Presiden, Ini Penjelasannya
Björk mengintegrasikan suara elektronik dan organik, musiknya sering mengeksplorasi hubungan antara alam dan teknologi.
Yang menjadi terkenal saat ini karena Bjorka yang merupakan seorang peretas menggunakan tampilan yang mirip seperti sampul album Utopia milik Björk.
Utopia merupakan album kesepuluh milik Björk. Album ini merupakan kolaborasi antara Björk dan kolaborator lama, Arca. Album ini dirilis pada 24 November 2017.
Björk terinspirasi oleh Peach Blossom Spring, sebuah kisah Tiongkok tentang komunitas yang terisolasi dan indah di mana orang-orang hidup selaras dengan alam.
Di sampul album, Björk digambarkan sebagai makhluk mirip amfibi. Dia memiliki lubang tenggorokan yang meniru seruling, yang banyak ditampilkan di album. Sepotong wajah silikon prostetik yang menyerupai vulva dan labia dalam bentuk hati, menandakan tema cinta dan seksualitas di album.
Seekor burung janin terletak di lehernya ada untuk sampel burung di seluruh album. Secara keseluruhan, gambar tersebut mencerminkan pemikiran ke depan, fiksi ilmiah, aspek utopis dari musik yang terkandung di dalamnya.
Selain itu Björk menganggap utopianya sebagai sebuah pulau, mungkin pulau yang tercipta dari bencana lingkungan, sebuah pulau di mana tanaman memiliki mulut atau melayang seperti burung kolibri.
Baca Juga:Mahkamah Agung Tolak Kasasi Jaksa Terkait Vonis Lepas 2 Polisi Penembak Laskar FPI di KM 50Kuasa Hukum Pertanyakan Alasan Penetapan Status Tersangka Gubernur Papua Lukas Enembe
Ide album ini datang karena Björk ingin menggunakan seruling, dan temannya James Merry menggali mitos seruling dari seluruh dunia.
James Merry menemukan cerita dari Amerika Selatan, suku Amazon, dan Afrika, dan Indonesia, dan Cina, dan mitologi Islandia.
Kesimpulan di antara kisah-kisah yang dikumpulkan oleh James adalah kisah pelarian, di mana para wanita keluar dari masyarakat yang menindas mereka, mencuri seruling dan berlari bersama anak-anak mereka ke tempat baru. (*)