MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pencurian data pribadi merupakan hal yang sangat serius bagi masyarakat.
Erick menilai, mengambil data pribadi orang lain merupakan tindakan kriminal.
“Kalau dulu kan yang namanya kriminalitas itu ada orang masuk ke rumah kita, mengambil barang, sekarang mengambil data,” ujarnya, dalam keterangan resmi, Senin, 12 September.
Terkait hal tersebut, kata Erick, pemerintah terus berupaya memperbaiki sistem dalam mengatasi hal ini.
Baca Juga:Meski Kena Suspend, Bjorka: Tenang Saja ini Tidak akan LamaAkun Twitter Kembali Ditangguhkan, Bjorka: Aku akan Beristirahat Sekarang, Sampai Jumpa Lagi
Erick pun mengaku menjadi korban sasaran yang mana data seperti agama, nama orang tua, hingga pendidikan disebarkan ke publik.
Namun, Erick mengaku tidak marah meski data pribadinya telah dibocorkan ke publik oleh hacker Bjorka.
Hal itu mengingat data-data tersebut adalah informasi umum dan hal yang normal diketahui masyarakat mengingat dirinya sebagai pejabat publik.
“Tapi harus saling menghargai, karena data-data itu banyak yang tidak layak untuk dipublikasikan, ini bukan yang data saya,” jelasnya.
Erick menekankan, upaya menjaga kedaulatan digital tak bisa hanya dilakukan pemerintah sendiri, melainkan memerlukan dukungan banyak pihak, mulai dari ahli digital hingga para peretas Indonesia.
Erick meyakini Indonesia mampu membangun kedaulatan digital dengan cara bergotong royong.
Contohnya, kata Erick, hal ini telah berhasil dibuktikan Indonesia saat berjuang menghadapi pandemi COVID-19.
Baca Juga:Sebut Ferdy Sambo, Bjorka Sebar Data Mendagri Tito KarnavianSerangan Siber Bjorka, Jokowi Bentuk Timsus
Menurut Erick, sikap gotong-royong Indonesia saat menghadapi pandemi dengan keterlibatan dan kolaborasi seluruh anak bangsa.
Untuk itu, Erick pun mengajak para peretas dalam negeri berjuang bersama pemerintah dalam melindungi data pribadi masyarakat.
“Para peretas yang merasa kurang diapresiasi, mulai juga bicara dengan pemerintah supaya jangan saling menjatuhkan, lebih baik kita membangun bangsa kita. Tidak ada salahnya sekarang pemerintah bersama ahli digital dan para peretas justru melindungi negara kita terhadap serangan peretas dari negara lain,” kata Erick. (*)