“Kami punya tujuan yang sama, agar negara tempat dia lahir bisa berubah untuk menjadi lebih baik. Senang berkenalan dengan Anda semua,” ungkap Bjorka.
Seperti diketahui kebijakan 1965 yang dimaksud adalah terkait dengan orang-orang eksil. Para eksil adalah generasi muda Indonesia di awal tahun 1960-an yang dikirim kuliah ke negara-negara blok Timur oleh pemerintah Orde Lama.
Usai Peristiwa G30S PKI 1965, mereka tidak bisa pulang ke Indonesia karena dianggap PKI oleh pemerintah Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Para eksil tersebar di Eropa dan negara-negara lainnya.
Baca Juga:Bjorka Kembali Bocorkan Data, dari Puan Maharani, Erick Thohir hingga Denny SiregarWarganet Bereaksi dengan Kemarahan Terhadap Raja Charles III Usai Rekaman Perlihatkan Perlakuan ‘Menghina’ Ajudan Kerajaan
Balik lagi ke aksi-aksi pembobolan data oleh Bjorka, publik terbagi dua. Ada yang berharap Bjorka membuka kebobrokan pemerintah, ada juga yang menganggap tindakan hacker ini sudah keterlaluan. Netizen yang kontra mengingatkan bahwa Bjorka adalah seorang pencuri data pribadi rakyat Indonesia.
“Dia bukan antihero. Orang-orang pikir dia peduli keadilan rakyat? Jelas-jelas dia mencuri dan menjual data kalian buat keuntungan sendiri,” komentar salah satu netizen. (*)