CHARLES secara resmi ditetapkan sebagai Raja Inggris dalam seremoni aksesi yang digelar di Istana St James, London, pada Sabtu (10/9/2022) waktu setempat. Sebagai Raja Charles III akan memimpin Kerajaan Inggris dan persemakmurannya.
Seremoni itu dihadiri oleh para anggota Dewan Aksesi (Accession Council) — lembaga seremonial yang terdiri atas para bangsawan, tokoh politik dan keagamaan, yang mencakup Permaisuri Camilla, Pangeran William, Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss, juga anggota kabinet dan anggota kabinet bayangan, serta Uskup Agung Canterbury.
Selain Truss, enam mantan PM Inggris lainnya termasuk Boris Johnson dan Theresa May, juga hadir dalam seremoni ini.
Baca Juga:Daftar Polisi Selesai Patsus dan Masih Dikurung Terkait Kasus Ferdy SamboSidang Kode Etik Mantan Wadirkrimun Polda Metro Jaya: AKBP Jerry Raymond Siagian Diberhentikan Ridak Hormat
Spesialnya, seremoni aksesi, yang merupakan seremoni bersejarah dan telah dilakukan selama berabad-abad, untuk kali pertama disiarkan televisi.
Ketua House of Commons dan Presiden House of Lords pada parlemen Inggris, Penny Mordaunt, yang memimpin seremoni tersebut, mengawali dengan secara simbolis mengumumkan wafatnya Ratu Elizabeth II.
“Menjadi tugas menyedihkan bagi saya untuk memberi tahu Anda bahwa Yang Mula Ratu Elizabeth II yang paling murah hati telah meninggal dunia pada Kamis, 8 September 2022, di Kastil Barmoral,” ujar Mordaunt di hadapan para anggota Dewan Aksesi.
Jumlah anggota Dewan Aksesi mencapai 700 orang, namun yang hadir dilaporkan hanya sekitar 250 orang. Keterbatasan kapasitas di lokasi menjadikan harus ada surat bagi anggota yang ingin hadir namun tidak lagi aktif dalam jabatan publik.
Panitera Dewan Penasihat pada Dewan Aksesi ini, Richard Tilbrook, kemudian menyampaikan penetapan Charles sebagai Raja Inggris yang baru, dengan sebutan Raja Charles III.
“Bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan untuk mengampuni mendiang Ratu Elizabeth II yang berdaulat dari kenangan yang diberkati dan dimuliakan, yang dengan kematiannya, mahkota Inggris Raya dan Irlandia Utara semata-mata dan sesuai hak datang kepada Pangeran Charles, Philip Arthur George,” ujar Tilbrook.
“Oleh karena itu, kami, penguasa spiritual dan temporal dari kerajaan ini, dan para anggota House of Commons bersama dengan anggota lainnya dari Dewan Penasihat mendiang Yang Mulia dan perwakilan dari kerajaan dan wilayah, anggota dewan, warga London dan lainnya, dengan satu suara dan persetujuan dari lidah dan hati mempublikasikan dan menyatakan bahwa Pangeran Charles Philip Arthur George sekarang, dengan kematian mendiang penguasa kami, menjadi satu-satunya Lord kami yang sah,” dia menambahkan.