GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara terkait penggunaan foto dirinya saat mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diterbitkan Harian Kompas cetak edisi Kamis (8/9).
Pemasangan foto mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dianggap banyak pihak tidak relevan dengan topik yang diberitakan dalam berita itu. Berita yang dimaksud berjudul “Korupsi Bukan Lagi Kejahatan Luar Biasa”.
Merasa perlu mendapatkan klarifikasi, mantan Rektor Universitas Paramadina itu pun melakukan tabayun kepada pimpinan Harian Kompas. Rupanya, berdasarkan pengakuan pemimpin Kompas, kejadian itu adalah kelalaian.
Baca Juga:Terdapat Bekas Diduga Akibat Penganiayaan, Jasad dalam Kondisi Terbakar di Marina Semarang Korban PembunuhanSaksi Terkait Dugaan Korupsi Pengalihan Aset Tewas Terbakar, Polisi Tunggu Hasil Tes DNA
Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, Anies pun mengingatkan bahwa media massa memiliki tanggung jawab besar dalam penggiringan opini.
Agar publik tercerahkan atas peristiwa ini, Anies lantas membuat tulisan yang diunggah melalui akun medsosnya, sembari memastikan tidak akan membawa masalah ke Dewan Pers. Berikut tulisan lengkap Anies yang dikutip redaksi melalui akun Facebook resminya:
Kemarin, sehari sesudah memenuhi undangan KPK untuk memberikan keterangan terkait Formula-E, saya menerima banyak pesan memberitahukan tentang berita yg dimuat di Harian Kompas.
Judul beritanya besar: Korupsi Bukan Lagi Kejahatan Luar Biasa. Isinya mayoritas tentang pembebasan bersyarat 23 narapidana tipikor. Terdapat pula kolom berisi daftar napi tipikor yang dibebaskan.
Yang aneh: yang terpampang adalah foto Gubernur DKI. Tidak ada hubungan dengan topik yang ditulis di dalam artikel. Di bagian akhir artikel terdapat tiga paragraf kecil tentang kedatangan Gubernur DKI ke KPK, yang juga tidak ada hubungan dengan topik beritanya.
Media memang memiliki kekuatan besar dalam membentuk persepsi, opini dan perasaan pembacanya. Karena memiliki kekuatan besar inilah maka media harus memiliki tanggung jawab yang besar pula.
Media sebagai pilar demokrasi bukannya tidak boleh berpihak. Sebaliknya, ia justru harus berpihak, pada kebenaran, keadilan, dan objektivitas. Tanggung jawab media memang berat, karena risiko dampak salah langkahnya pun besar.
Baca Juga:Polisi Sebut Jasad yang Terbakar Ditemukan Tanpa Kepala dan TanganIPW: Mayoritas Personel Polri Yang Ikut Terseret dalam Kasus Duren Tiga Anggota Satgas Khusus Merah Putih
Kemarin, beberapa pemimpin Kompas menjelaskan pada saya, bahwa penempatan foto itu adalah kelalaian, tak ada niat framing buruk. Memang disayangkan kesalahan mendasar seperti itu terjadi di media seperti Kompas yang pastinya memiliki mekanisme pengawasan berlapis.