PERTEMUAN antara Ketua DPP PDIP, Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, gagal terlaksana. Sejatinya, Pertemuan Puan-Airlangga menjadi agenda safari politik lanjutan PDIP, paska terlaksananya pertemuan Puan bersama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Meski begitu, Dalam pandangan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, urung terjadinya pertemuan antara Puan dan Airlangga tidak bisa diartikan sebagai tertutupnya potensi kedekatan PDIP dan Goilkar. Sebaliknya, justru kemesraan antara PDIP dan Golkar sudah terlihat cocok sejak 2 periode Presiden Joko Widodo.
“Gagalnya pertemuan itu bukan didasari ketidakcocokan antara PDIP dan Golkar. Tidak ada problem apa pun antara PDIP dan Golkar. Bahkan kedua partai ini sama-sama loyalisnya Jokowi saya pikir,” ujar Adi kepada wartawan, Senin (5/9)
Baca Juga:Bantu Ferdy Sambo Halangi Pengungkapan Kasus Brigadir J, Polri Gelar Sidang Etik Terhadap Kombes Agus NurpatriaFerdy Sambo-Putri Candrawathi Bakal Diperiksa Pakai Lie Detector
Adi mengungkapkan bisa jadi alasan tidak terlaksananya pertemuan tersebut karena salah satu dari Puan atau Airlangga punya agenda yang lebih penting. Apalagi, peristiwa serupa juga pernah terjadi saat Puan mengagendakan pertemuan dengan Prabowo, namun karena alasan teknis pertemuan itu tidak lakukan.
“Kalau tidak jadi ketemu ya pasti ada agenda yang lebih penting. Entah Puan atau Airlangga yang waktunya tidak cocok. Bukan karena soal cocok atau tidak cocok,” jelas Adi.
Di sisi lain, menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi, gagalnya pertemuan Puan dan Anies bisa saja dimaknai sulitnya kedua partai untuk berkoalisi. Karena ia melihat, dalam langkahnya PDIP seolah hanya mengunjungi pihak-pihak yang dianggap strategis.
“Tentu PDIP melihat mana yang lebih strategis, kalau kita jujur bagi PDIP gerindra jauh lebih strategis ketimbang Golkar. itu kan perspektif saja,“ kata Pangi, Senin (5/9).
PDIP-Gerindra sendiri menurut Pangi, adalah pemain kunci untuk mengotak atik koalisi. Maka keberadaan mereka bisa mempengaruhi keberadaan koalisi lain. “Gerindra dan PDIP strategis banget, menurut saya, faktor kunci koalisi otak atik tergantung dua partai ini,” tutur Pangi.
Selain itu PDIP juga sempat mendekati Partai Nasdem dengan maksud mengotak atik koalisi PKS-Demokrat-Nasdem. Kabarnya koalisi ini tengah mengusung Anies Baswedan dan AHY untuk Pemilu 2024.