KETUA DPP PDIP Said Abdullah merespons sindiran massa aksi unjuk rasa buruh soal sikap Ketua DPR Puan Maharani yang kini tidak menangis saat harga BBM dinaikkan pemerintah.
Menurut Said, kondisi sekarang tidak bisa disamakan dengan kondisi yang terjadi 10 tahun lalu saat Puan menangisi kenaikan harga BBM di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Jangan kemudian 10 tahun lalu disamakan dengan kondisi sekarang, sama sekali berbeda, sama sekali berbeda,” kata Said kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (6/9).
Baca Juga:Perjalanan Pinangki Sirna Milasari dari Tuntutan hingga Vonis Banding, Kini Bebas BersyaratHasil Sementara Uji Polygraph Bharada E, Bripka Ricky dan Kuat Ma’ruf: Jujur
Menurut Said, tidak ada persoalan geopolitik saat SBY menaikkan harga BBM. Berbeda dengan kondisi saat ini.
Dia pun mengajak publik untuk mempelajari fakta yang ada. Menurutnya, setiap kebijakan diambil berdasarkan fakta yang terjadi di tengah masyarakat.
“Kondisinya kan berbeda, kondisi hari ini dunia. Kita sadar enggak sih, kalau ini persoalan geopolitik, Arab Saudi lagi menikmati, para eksportir minyak lagi menikmati profit, dia tidak mau nambah alokasi ke pasar, tidak nyiram pasar,” kata Said.
“Dulu apa sih problematikanya, sekarang apa kan beda, pandemi, minyak hancur sehancur-hancurnya. Tingkat permintaan tinggi, tiba-tiba ada perang, padahal rantai pasok global belum sempurna, goyang semua negara,” ujarnya.
Sebelumnya, massa unjuk rasa buruh di depan kompleks parlemen mempertanyakan sikap Puan terkait keputusan pemerintah yang telah kenaikan harga BBM.
Mereka menyinggung sikap Puan yang sempat menolak kenaikan BBM di masa pemerintahan SBY. Menurut mereka, sikap Puan kala itu seolah-olah berpihak kepada rakyat.
“Kita tahu semua bahwa dulu ketika di zaman SBY, semua kadernya PDIP wabilkhusus Puan Maharani yang sekarang Ketua DPR itu kan nangis-nangis ada kenaikan (harga) BBM,” kata orator aksi dari atas mobil komando, Selasa (6/9).
Baca Juga:Pinangki Sirna Malasari Bebas BersyaratOrasi Demo Buruh di DPR Sentil Puan Maharani: Ketika Zaman SBY Nangis Ada Kenaikan Harga BBM
Koordinator Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) itu kini mempertanyakan sikap Puan yang seolah diam dan tak menunjukkan sikap serupa. Padahal, kenaikan harga BBM kali ini lebih tinggi.
“Dia enggak ada tanggapan keberpihakannya terhadap rakyat, hari ini kita cari, hari ini kita pengen minta statement-nya, apa statement-nya dia terhadap kenaikan BBM ini kepada rakyat, apakah akan nangis-nangis lagi atau gimana,” katanya. (*)