Namun, dari banyak laporan wali santri, Soimah menerima kabar bahwa kronologi itu tidak demikian. Maka, dia meminta agar mayat dibuka dan segera menghubungi pihak forensik untuk dilakukan autopsi.
‘’Setelah didesak, pihak dari Gontor 1 yang mengantar jenazah akhirnya mengakui bahwa anak saya meninggal akibat terjadi kekerasan. Saya pun tidak bisa membendung rasa penyesalan telah menitipkan anak di sebuah pondok pesantren yang notabene nomor satu di Indonesia,’’ jelasnya. (*)