TENTARA Israel mengatakan pada Senin (5/9), ada kemungkinan besar bahwa seorang tentara membunuh jurnalis Aljazeera Shireen Abu Akleh pada Mei. Sebelum pengakuan ini, Israel menolak mentah-mentah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi independen yang menyatakan tentaranya melakukan tembakan.
“Dia salah mengidentifikasinya. Laporannya secara real time menunjukkan kesalahan identifikasi,” kata pejabat itu yang berbicara dengan syarat anonim di bawah pedoman pengarahan militer.
Pejabat itu mengatakan, militer tidak dapat secara meyakinkan menentukan dari mana api itu berasal, dengan tetap membuka kemungkinan ada sosok bersenjata dari pihak Palestina di daerah yang sama dengan tentara Israel. Namun menurutnya, tentara itu membunuh jurnalis itu dengan kemungkinan yang sangat tinggi dan melakukannya karena kesalahan.
Baca Juga:Putri Candrawathi Belum Ditahan, Deolipa Yumara Minta Kapolri Ganti Kabareskrim dan DirtipidumAngka Kematian Akibat Banjir Pakistan Capai 1.314 Jiwa, 458 Anak-anak
Meski mengaku kemungkinan tembakan berasal dari tentara Israel, pejabat senior militer itu mengatakan, pejabat tinggi militer tidak akan meluncurkan penyelidikan kriminal atas insiden tersebut. Tanpa ada penyelidikan lanjutan, baik tentara maupun siapa pun dalam rantai komandonya tidak akan menghadapi hukuman.
Pejabat itu tidak menjelaskan mengapa laporan saksi dan video menunjukkan aktivitas militan terbatas di daerah itu. Selain itu, tidak ada tembakan di sekitarnya sampai rentetan yang melanda Abu Akleh dan melukai wartawan lain.
Abu Akleh terbunuh saat meliput serangan militer Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat yang diduduki. Palestina menyalahkan Israel atas pembunuhan itu. (*)