IRAN menangkap 12 orang dari kaum minoritas agama Baha’i yang diduga terkait dengan organisasi mata-mata Israel.
“Direktorat Jenderal Intelijen di Provinsi Mazandaran mengidentifikasi dan menahan 12 anggota organisasi Zionis Baha’i di beberapa kota berbeda di provinsi itu,” demikian laporan media pemerintah Iran, Iribnews.
Pemberitaan Iribnews yang dikutip AFP juga menyatakan bahwa dua pemimpin “organisasi mata-mata” itu dilatih oleh Bayt-al-Ad.
Baca Juga:Kajian Intelijen: Isu BBM Jadi Isu Sentral, Jika Tidak Ditata dalam Kebijakan yang Tepat, Muncul Efek Berantai Terhadap Sektor LainBegini Tanggapan BIN Terkait Aksi Demo Kenaikan Harga BBM
Sebagai negara Muslim Syiah, Iran hanya mengakui sejumlah agama minoritas, seperti Kristen, Yudaisme, dan Zoroastro.
Namun, Baha’i tak diakui, padahal diperkirakan 300 ribu orang di Iran memeluk kepercayaan tersebut. Mereka kerap menuding Baha’i sebagai mata-mata Israel.
Pada awal Agustus lalu, Kementerian Intelijen Iran juga menahan sejumlah anggota Baha’i atas tudingan menjadi mata-mata dan bekerja secara ilegal untuk menyebarkan agama mereka.
“[Mereka] menyusup ke lingkungan pendidikan di tingkat-tingkat berbeda, terutama taman kanak-kanak di negara ini,” demikian pernyataan kementerian tersebut.
Dunia internasional sudah sejak lama menyoroti diskriminasi Iran terhadap minoritas agama di negaranya.
Pada 2018 lalu, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pun mengadopsi resolusi yang mendesak Iran untuk mengakhiri pelanggaran HAM terhadap kelompok-kelompok agama minoritas, termasuk Baha’i. (*)