PEMERINTAH dan elite politik diingatkan untuk tidak menyalahgunakan kebaikan dan kesabaran masyarakat Indonesia.
Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat hadiri acara penutupan Sekolah Demokrasi (Sekdem) angkatan ke-5 yang diselenggarakan LP3ES di Jakarta, Minggu (4/9).
Saat menjawab pertanyaan salah satu peserta bernama Nike Mutiara, AHY menyatakan cukup bagi masyarakat menghadapi masalah ekonomi, rendahnya daya beli dan masalah lainnya.
Kata AHY, jangan lagi masyarakat bebannya ditambah dengan ketidakadilan.
Baca Juga:420 Km di Atas Atmosfer Bumi, Terungkap Titik Terang Misterius Terlihat dari Luar AngkasaPrabowo Subianto Soal Angka Keberuntungan Saat Lihat Pelat Nomor Mobil Puan Maharani
“Masalah pembungkaman suara dan hal-hal lain yang terkait dengan kebebasan sipil lainnya,” kata AHY.
Dalam acara itu, AHY mengungkapkan data bahwa demokrasi dan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh seiring sejalan.
Hal itu AHY buktikan seraya menjelaskan kenaikan pendapatan per kapita orang Indonesia sampai tiga kali lipat, bersamaan dengan berkembangnya demokrasi dalam periode 2004-2014. Kala itu, tambah AHY, Indonesia dipimpin Presiden ke-6 RI SBY dan Demokrat memimpin koalisi pemerintahan.
“Demokrat punya pengalaman yang lengkap,” demikian AHY menegaskan.
AHY juga mengulas bahwa partainya sudah pernah menjadi partai pemenang selama sepuluh tahun. Di sisi lain, selama sepuluh tahun terakhir Demokrat juga konsisten berada di luar pemerintahan.
“Jadi kami punya perspektif yang lengkap tentang berbagai aspirasi masyarakat,” pungkas AHY.
Sekolah Demokrasi (Sekdem) merupakan program reguler yang diselenggarakan LP3ES sebagai ruang dialog dan berbagi diantara berbagai kelompok masyarakat sipil. Mulai angkatan ke-5 ini, program Sekolah Demokrasi juga didukung oleh KITLV Leiden. (*)