NAMA Kerajaan Kanjuruhan mungkin tak sementereng nama Kerajaan Majapahit atau Kerajaan Singosari bagi masyarakat awam di Jawa Timur. Namun siapa sangka jauh sebelum kerajaan – kerajaan tersebut berjaya ada Kerajaan tertua di Jawa Timur yang terlebih dahulu berdiri.
Dalam catatan sejarah Kerajaan Kanjuruhan yang berada di Malang tercatat kerajaan yang umurnya sama dengan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Kerajaan yang terletak di aliran Kali Metro yang letaknya berada di lereng Gunung Kawi sisi timur.
Kanjuruhan merupakan kerajaan yang pernah berpusat di wilayah tempat Kota Malang saat ini. Hal tersebut dikonfirmasi dari penemuan prasasti Dinoyo. Kini, prasasti sejarah Kerajaan Kanjuruhan yang berangka tahun 682 Åšaka atau 760 Masehi itu tersimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
Baca Juga:Vladimir Putin Beri Tenggat Waktu 15 September Kuasai Lebih Banyak Donetsk Timur7 Pebisnis Rusia Mati Mendadak Tanpa Penyebab Jelas, Sebelum Produsen Minyak Ravil Maganov
Jejak sejarah Kanjuruhan juga dapat dilihat dari Candi Badut yang terletak di desa Karang Besuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Situs ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Kanjuruhan dan dibangun pada masa pemerintahan Gajayana.
Jacques Dumarcay, seorang ahli bangunan kuno berpendapat candi ini pernah mengalami dua kali perubahan yaitu pada abad 9 dan abad 13, demikian dikutip dari laman Kemdikbud.
Candi bercorak Hindu-Siwa tersebut, menurut Purbatjaraka, terkait dengan Prasasti Dinoyo. Sebab lokasi penemuan prasasti Dinoyo tidak jauh dari Candi Badut, dan sama-sama menunjukkan unsur Siwaisme yang menonjol.
Berdasarkan pendapat B. De Haan yang juga dilansir di laman Kemdikbud, Candi Badut termasuk bangunan situs tertua di Jawa Timur karena arsitektur maupun seni arcanya memperlihatkan gaya Jawa Tengah. Pendapat ini didukung pula oleh Dr. R. Soekmono dalam disertasinya.
Isi Prasasti Dinoyo
Pengungkapan jejak Kerajaan Kanjuruhan tidak terlepas dari diketahuinya isi dari prasasti Dinoyo, yang ditemukan pada awal abad ke-20.
Mengutip keterangan di situs Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu milik Kemendikbud, prasasti Dinoyo semula pecah menjadi 3 bagian dan ketiganya ditemukan di tempat terpisah dengan waktu penemuan yang berlainan.
Pecahan pertama berupa bagian tengah prasasti yang ditemukan pada tahun 1904 di Desa Dinoyo. Meski diberitakan ditemukan di Desa Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, tetapi prasasti tersebut kemungkinan besar ditemukan di Desa Merjoyo.