SEORANG anggota TNI Yonif MR 411/6/2 Kostrad, Pratu RW, menjadi korban pengeroyokan lima orang preman di Kota Salatiga, Jawa Tengah. Pratu RW dilaporkan mengalami sejumlah luka di bagian wajah.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna membenarkan kejadian tersebut. Tatang mengatakan, saat ini kasus tersebut tengah ditangani Denpom IV/3 Salatiga bersama Polres Salatiga.
“Kejadian ini sedang ditangani oleh Denpom IV/3 Salatiga yang berkoordinasi dengan pihak Polres Salatiga untuk proses lebih lanjut,” kata Tatang dalam keterangan tertulis, Jumat (2/9/2022).
Baca Juga:Kasus Pembunuhan Brigadir J, Kompol Baiquni Wibowo Dipecat dengan Tidak HormatTak Ada Hubungan Diplomatik, Delegasi Israel Gali Potensi Investasi Bisnis Start Up di Indonesia
Disebutkan, kejadian bermula saat korban tengah membonceng istrinya D yang hamil 6 bulan menuju Pasar Blauran.
Tatang mengatakan, di tengah jalan, RW dan istrinya dipepet kendaraan pikap yang dikendarai seorang yang bernama Argo Wahyu Pamungkas dan empat orang temannya. Argo diketahui merupakan preman.
Disebutkan, korban sempat dibentak saat dipepet, namun tak menghiraukan dan melanjutkan perjalanan. Sesampai di Pasar Blauran, kelima pelaku lantas menghentikan korban dan langsung melakukan pengeroyokan.
Tatang mengatakan istri korban saat itu meminta pertolongan di grup WhatsApp milik suaminya, lantaran melihat korban sudah tersungkur di jalan dan dikeroyok oleh kelima pelaku.
Tatang mengatakan pihaknya berhasil mengamankan para pelaku dan membawanya ke Yonif MR 411/6/2 Kostrad. Selanjutnya para pelaku lantas dibawa ke RST Dr. Asmir karena mengalami sejumlah luka.
Pada Jumat (2/9) satu orang pengeroyok atas nama Argo Wahyu Pamungkas dinyatakan meninggal dunia dan 4 orang lainnya masih menjalani pengobatan di rumah sakit. (*)