CITRA satelit menunjukkan banjir parah di Pakistan menyebabkan beberapa bagian Provinsi Sindh menjadi danau seluas 100 kilometer persegi.
Dalam gambar yang diambil sensor satelit NASA, MODIS, pada 28 Agustus, tampak hujan lebat dan Sungai Indus yang meluap telah menenggelamkan sejumlah wilayah di Provinsi Sindh.
Sebagaimana diberitakan CNN, di bagian tengah citra satelit tersebut, tampak area biru gelap yang menunjukkan luapan Sungai Indus.
Baca Juga:Pernyataan Komnas HAM Terkait Dugaan Kekerasan Seksual Terhadap Putri Candrawathi, Pengacara Brigadir J: Aneh Bener Ya3 Pabrik Alami Kebakaran Hebat di Kawasan Industri Jababeka
Luapan sungai dan hujan lebat di daerah itu membanjiri ladang pertanian seluas 100 km menjadi danau raksasa.
Bila dibandingkan dengan citra satelit pada tahun sebelumnya, area tersebut dipenuhi dengan warna hijau, dan hanya tampak sedikit garis tipis berwarna biru. Garis tipis tersebut melambangkan aliran air.
Tak hanya itu, citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan sejumlah desa dan lahan hijau Pakistan berubah menjadi genangan air, salah satunya di Gudpur, Provinsi Punjab.
Dalam citra satelit itu, tampak lahan hijau di sana berubah menjadi aliran banjir berwarna coklat.
Salah satu faktor penyebab banjir di Pakistan kini adalah hujan deras.
Di Provinsi Sindh dan Balochistan, curah hujan terjadi 500 persen lebih besar ketimbang rata-rata. Akibat fenomena ini, kedua provinsi itu dilanda banjir yang menenggelamkan pedesaan dan ladang pertanian di sana.
Menteri Perubahan Iklim Pakistan Sherry Rehman bahkan sempat menyampaikan sejumlah wilayah negaranya terlihat seperti “lautan kecil,” Minggu (28/8).
Baca Juga:Ingat! Pegawai Honorer Resmi Dihapus 28 November 2023Urus SIM dan STNK Harus Punya BPJS Kesehatan, Ini yang akan Dilakukan Polri
Ia juga mengatakan mungkin seperempat atau sepertiga dataran Pakistan bakal tenggelam imbas fenomena tersebut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto Zardari mengaku telah mengunjungi Provinsi Sindh, pun melihat ‘kekacauan’ daerah itu imbas banjir.
“Sangat sedikit lahan kering yang dapat kami temukan. Skala tragedi ini, 33 juta orang, itu lebih banyak ketimbang populasi di Sri Lanka atau Australia,” kata Zardari dalam wawancara bersama CNN, Selasa (30/8). (*)