MANTAN Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo membuat permohonan maaf dengan tulisan tangannya. Namun ternyata tulisan tangan tersebut menujukkan sejumlah karakter yang jelek tentang kepribadian tersangka otak pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Hal itu diungkapkan oleh ahli grafologi Tessa A Sugito. Ahli yang telah memegang Certified Handwriting Analyst tersebut menuturkan bahwa analisis tulisan tangan Sambo menunjukkan bahwa jenderal bintang dua itu memiliki pola pikir yang tajam dan cerdas.
“Berdasarkan tulisan, penulis memiliki pola pikir yang tajam, cerdas, mudah beradaptasi. Self-esteem, kepercayaan diri, diplomasi & determinasi yang baik. Jadi tidak heran kalau FS memiliki karier yang cemerlang dan relatif cepat naik jabatan sampai di posisi terakhir,” ujar Tessa kepada wartawan, Jumat (26/8/2022).
Baca Juga:Kritik Amien Rais, Berikut Koreksi Lengkap Untuk Mahfud MdKomnas HAM Ungkap Pelanggaran HAM pada Kasus Brigadir J Serupa dengan Kasus Tewasnya Laskar FPI di KM 50
Selain itu, dari tulisan Sambo, tampak ada sifat yang kurang rapi. Hal ini juga menunjukkan kecerobohan.
“Dari tulisan ada trait perencanaan yang kurang rapi, messy, sloppy, berantakan, kecenderungan mengambil tindakan yang ceroboh atau gegabah. Trait ini sesuai dengan kronologi pembunuhan berencana dan bukti-bukti TKP rekonstruksi yang menunjukkan banyaknya kejanggalan,” tuturnya.
Tulisan tangan tersebut juga menunjukkan trauma dan ketakutan Sambo. Sambo disebut ingin menutupi masa lalunya.
“Penulis memiliki trauma dan ketakutan yang besar akan masa lalunya, berusaha lari atau menutupi masa lalunya, apa pun itu,” lanjutnya.
Bukan hanya soal trauma, Tessa juga melihat ciri-ciri sensitif dan sifat yang temperamental.
“Muncul juga ciri-ciri mudah meledak, sensitif, unpredictable, temperamental & physical aggression (agresi fisik) yang berpotensi mengarah ke tindakan kekerasan fisik, brutality (kebrutalan), sadisme & cruelty (kekejaman),” jelasnya.
Tessa juga mengungkap tulisan tangan Sambo juga menunjukkan ciri-ciri manipulatif, yakni kecenderungan untuk berbohong.
Baca Juga:Irjen Ferdy Sambo DipecatKeputusan Pemecatan Ferdy Sambo Ditandatangani 5 Jenderal, Siapa Saja?
“Adanya banyak trait manipulatif, kecenderungan untuk menutupi kebenaran dengan kebohongan,” ungkapnya.
Untuk diketahui, grafologi adalah sebuah ilmu yang menganalisis tulisan tangan untuk mengetahui kepribadian.
Sambo sudah menjalani sidang etik di gedung TNCC Polri selama 17 jam. Sebanyak 15 saksi diperiksa dalam sidang yang dipimpin oleh Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri. Putusan sidang adalah memberhentikan Ferdy Sambo dengan tidak hormat dari Polri.