KETEGANGAN yang terus memanas antara China dan Taiwan akhir-akhir ini menjadi sorotan mantan menteri Pertahanan Australia Peter Dutton.
Menurutnya, serangan terhadap Taiwan adalah kemungkinan yang nyata. Dalam pernyataannya pada Jumat (12/8), Dutton mengklaim bahwa Partai Komunis China menyiratkan dengan jelas tentang niat mereka dalam kaitannya dengan Taiwan.
Ia pun mendesak semua pihak untuk memutus propaganda di tengah ketegangan tinggi di kawasan Asia-Pasifik agar kekisruhan tidak semakin memanas, dan bahwa China akan mengambil kembali wilayah Taiwan adalah kenyataan yang tidak diragukan lagi.
Baca Juga:Membaca Ulang Ramalan Henry Kissinger Soal Runtuhnya Israel di Tahun 2022Mantan Menlu AS yang Ramal Keruntuhan Israel di 2022 Ini Bilang AS Berada di Ambang Perang dengan Rusia dan China
“Tidak ada yang harus terkejut jika ada serangan atau jika ada konflik, karena (China) mengatakan mereka akan mengambil kembali Taiwan, apapun yang terjadi,” kata Dutton, kepada Radio ABC Nasional, seperti dikutip dari RT, Jumat (12/8).
“Kami ingin melihat perdamaian terjadi di wilayah kami. Tetapi pada saat yang sama, kami harus sangat jujur tentang ancaman yang ada,” ujarnya.
Ia, sama dengan banyak orang lainnya, berharap akan ada perdamaian. Namun, gonjang-ganjing bahwa China akan melakukan agresinya itu sesuatu yang harus dihadapi karena sampai kapan pun China akan tetap menginginkan Taiwan kembali.
“Jika kita berpikir itu akan hilang dan bahwa kita dapat menghindari konflik itu, rasanya sulit,” katanya.
Ketegangan antara China dan Taiwan terus meningkat menyusul kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau yang diklaim Beijing pada pekan lalu.
Beijing memandang pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai wilayahnya sendiri.
Awal bulan ini Beijing marah dengan kunjungan Pelosi. China menanggapinya dengan meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan, yang digambarkan media pemerintah sebagai pelatihan untuk potensi “penyatuan kembali dengan kekuatan.”
Baca Juga:Berikut Ini 8 Ajudan Irjen Ferdy Sambo, 6 Bintara dan 2 TamtamaFBI Temukan Dokumen Berlabel ‘Sangat Rahasia’ dari Rumah Donald Trump
Duta Besar China untuk Australia Xiao Qian mengatakan pada (10/8) bahwa Beijing menginginkan ‘reuni damai’, tapi siap untuk menggunakan semua cara yang diperlukan, jika harus.
Australia dan China harus mengembangkan hubungan bilateral berdasarkan kepentingan bersama, bebas dari campur tangan pihak ketiga, menurutnya.
Tahun lalu, Australia menandatangani pakta keamanan dengan AS dan Inggris, yang dikenal sebagai AUKUS, yang China peringatkan akan membawa lebih banyak ketegangan ke kawasan itu dan memicu perlombaan senjata. (*)