MENTERI Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membuka fakta yang selama ini tidak diketahui oleh publik, bahwa Irjen Ferdy Sambo mencoba untuk menyuap LPSK
Hal ini terjadi saat staff LPSK mendatangi Kantor Propam Polri pada 13 Juli 2022. Awalnya kehadiran LPSK untuk berkoordinasi dengan Ferdy Sambo terkait permohonan perlindungan termasuk dari Bharada E.
Setelah pertemuan inilah staff LPSK diberikan dua amplop cokelat yang tebalnya masing-masing sekitar 1 centimeter. Amplop itu diberikan oleh seorang pria berseragam hitam dengan pesan ‘titipan bapak’.
Baca Juga:KPK Bongkar Praktik Suap Jual Beli Jabatan di Lingkungan Pemkab Pemalang, Harus Setor 60-350 Juta ke BupatiJadi Tersangka Kasus Suap Jual Beli Jabatan, Bupati Pemalang dan 5 Orang Resmi Kenakan Rompi Tahanan KPK
Staff LPSK menolak amplop itu, namun tidak diketahui berapa total uang di dalam amplop.
Tidak hanya itum Mahfud juga mengungkap kalau Ferdy Sambo melakukan pra kondisi dengan membuat pengkondisian psikologis untuk mendukung skenario yang dibuat kepada pihak dan orang-orang tertentu, termasuk Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
“Pertama itu Kompolnas, hari Senin 11 Juli 2022 dipanggil oleh pak Sambo di kantornya. Hanya untuk nangis di depan Kompolnas,” kata Mahfud dalam video wawancara bersama Deddy Corbuzier, Jumat (12/8).
https://www.youtube.com/watch?v=_CLqN7Yjj8E
“Huuu.. saya teraniaya, kalau saya sendiri ada di situ saya tembak habis dia,” kata Mahfud memperagakan nangisnya Sambo di depan Kompolnas.
Saat mengundang Kompolnas itu, kata Mahfud, Ferdy Sambo hanya menangis saja dan memperlihatkan kegeramannya terhadap Brigpol Yosua.
“Berarti ini ada pengkondisian psikologis, agar ada nanti orang yang membela orang itu terdzalimi,” ujar Mahfud. (*)