Seorang mantan pejabat mengatakan, informasi paling rahasia sering kali berakhir di tangan personel yang tidak berwenang. Informasi itu termasuk komunikasi elektronik yang disadap, seperti surel dan panggilan telepon dari para pemimpin asing.
Penggeledahan itu kemudian menyebabkan kehebohan politik di AS. Partai Republik dan Trump menuduh FBI bertindak atas kebencian bermotif politik. Mereka melayangkan kecaman di media sosial.
Polisi Ohio bahkan terlibat dalam baku tembak dengan seorang pria bersenjata yang diduga mencoba menyerbu kantor FBI di Kota Cincinnati pada Kamis (11/8).
Baca Juga:Momen Megawati Telepon Putin: Saya Hanya akan Datang ke Rusia Tapi Kalau Saya Nggak Bawa Peralatan Perang Saya Nggak Jadi DatangIndra Kenz Jalani Sidang Perdana di PN Tangerang Secara Online, Korban Turut Hadir
Pria itu dibunuh oleh polisi dalam bentrokan. Pejabat Ohio menolak mengungkap identitas pelaku maupun menjelaskan motifnya. Namun, seorang petugas penegak hukum mengidentifikasi dia sebagai Ricky Shiffer.
Para agen tengah menyelidiki hubungan Shiffer dengan kelompok-kelompok ekstremis, termasuk Proud Boys. Para pemimpin organisasi neo-fasis sayap kanan jauh itu dituduh membantu melancarkan serangan terhadap Gedung Capitol pada 6 Januari 2021.
Pendukung Trump menduduki gedung itu untuk membatalkan hasil pemilu pada 2020. Kongres AS kini juga menyelidiki keterlibatan Trump dalam memicu kekerasan tersebut.
Selama investigasi, tekanan publik semakin menyasar Jaksa Agung AS, Merrick Garland. Masyarakat memintanya menjelaskan tindakan Kementerian Kehakiman AS. Tetapi, Garland tetap menolak membahas investigasi yang sedang berlangsung.
Garland menekankan, dia mengizinkan permintaan surat perintah penggeledahan. Setelahnya, Kementerian Kehakiman AS mengajukan mosi untuk membuka surat perintah penggeledahan.
Surat perintah itu mungkin mengungkapkan gambaran umum tentang jenis dokumen dan kejahatan terkait. Rinciannya mungkin terbatas bila materi tersebut mencakup informasi rahasia.
Trump menolak membagikan surat perintah itu kepada publik. Pengacaranya dapat menanggapi pengajuan tersebut dengan keberatan. Mereka akan mengadakan pertemuan pada Jumat (12/8).“Menegakkan supremasi hukum berarti menerapkan hukum secara merata tanpa rasa takut atau memihak,” tegas Garland.
Baca Juga:Rusia Tak Janji Konfirmasi Pernyataan Amerika Serikat Soal Tewasnya Pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri, Washington Belum Berikan Bukti ke PublikPengembangan Kasus Perdagangan Narkotika: Tersangka Dapat Biji Kokain dari Pohon Koka di Kebun Raya Bogor, Polisi: Pelaku Lulusan IPB
“Di bawah pengawasan saya, itulah tepatnya yang dilakukan Kementerian Kehakiman,” imbuh dia.Menanggapi pernyataan itu, Trump kembali mengecam penggerebekan melalui media sosial. Garland lantas merespons kritik terhadap FBI. Dia membela para agen sebagai patriot.
“Saya tidak akan diam saja ketika integritas mereka diserang secara tidak adil. Setiap hari, mereka melindungi rakyat Amerika dari kejahatan kekerasan, terorisme, dan ancaman lain terhadap keselamatan mereka sambil menjaga hak-hak sipil kita,” jelas Garland.