KEGIGIHAN dan rekam jejak Ratu Kalinyamat di masa hidupnya dalam menghadapi kolonial Portugis sangat menginspirasi kaum perempuan. Sehingga, Ratu Kalinyamat layak mendapat gelar pahlawan nasional.
“Saya setuju banget nama beliau dijadikan pahlawan. Ini kembali bukan karena saya subjektif sama perempuan. Enggak loh saya kan pernah tahu sebagai presiden untuk menjadikan seorang pahlawan itu tidak gampang,” ucap Presiden Kelima RI, Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri saat berbicara Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI Angkatan Laut di geladak KRI Dewaruci, Jakarta, Kamis (11/8).
Bahkan, kata Ketua Umum PDIP itu, kolonial Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame, yang berarti “Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani”.
Baca Juga:13 Agustus, Gerindra-PKB Gelar Koalisi Pilpres 2024KPU Terima Pendaftaran 22 Parpol Calon Peserta Pemilu 2024, Berikut Ini Rinciannya
“Coba bayangkan, duh orang penjajah mengakui kok kitanya sendiri ya ndak. Jadi saya setuju banget,” tutur Megawati.
Megawati mengutip kisah Ratu Kalinyamat, terbukti bersemangat membangun kapal perang dan mengirimkannya untuk menyerang Portugis pada tahun 1551, membantu Sultan Johor di Malaka; Sultan Ternate, Sultan Hitu, dan puncaknya pada tahun 1574 ketika membantu Sultan Aceh di dalam menghadapi Portugis.
Megawati kemudian menyinggung juga sosok laksamana perempuan pemberani dari Bumi Serambi Mekah, Aceh. Laksamana Malahayati, mampu mengalahkan Cornelis de Houtman melalui duel satu lawan satu. Lalu, ketegasan yang tidak tertandingi Ratu Shima di Kerajaan Kalingga di Pantai Utara Jawa.
“Ratu Kalinyamat, Laksamana Malahayati dan Ratu Shima hanyalah sedikit contoh, betapa Nusantara begitu kaya dengan tokoh-tokoh Maritim, dan banyak diantaranya adalah tokoh perempuan,” kata Megawati.
Menjelang peringatan 17 Agustus, Megawati mengatakan dirinya juga menerima aspirasi agar dr. Soeharto mendapat gelar pahlawan nasional.
Semasa hidupnya, Soeharto memiliki kedekatan spesial dengan presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta. Bahkan, sejak 1942, dirinya didapuk menjadi dokter pribadi kedua proklamator tersebut.
Kembali ke soal perempuan, Megawati berharap kaum perempuan modern Indonesia untuk berani memperjuangkan hak-haknya dan bisa tampil sebagai pemimpin.
Baca Juga:Selidiki Kasus Dugaan Pembunuhan Brigadir J, Komnas HAM Temukan Indikasi Kuat Pelanggaran HAMAkui Dapat Bocoran Motif Pembunuhan Brigadir J, Mahfud Md: Hal-hal yang Mungkin Belum Pernah Muncul di Publik
“Tolong mereka kaum perempuan yang hidup di NKRI harus sadar, sadar, sadar sepenuh-penuhnya bahwa hak kita adalah sama dengan kaum laki laki,” ucapnya.