Ditinggalkan Pada Tahun 1883 Karena Gunung Krakatau Meletus
Pulau Kelor ini ternyata juga pernah menjadi pulau “hantu” pada tahun 1885 lalu. Pasalnya di tahun tersebut Gunung Krakatau meletus dengan sangat dahsyatnya. Karena letusan dahsyat ini, masyarakat setempat kemudian meninggalkan pulau tersebut untuk berpindah ke pulau lain yang lebih aman.
Letusan Gunung Krakatau ini pula yang kemudian merusak bentuk benteng Martello yang ada di dalamnya. Beruntung kerusakan yang ditimbulkan tidak menyebabkan kehancuran total. Hanya beberapa bagian saja yang mengalami kerusakan parah dan masih bisa di perbaiki tanpa mengurangi nilai sejarahnya.
Selain mendatangkan kerusakan dari arah atas, letusan Gunung Krakatau ini juga memicu terjadinya Tsunami dan menghancurkan bangunan lain yang ada di dalam pulau satu ini. Hal ini mungkin jarang diucap dalam sejarah Pulau Kelor. Hanya penduduk sekitar saja yang menceritakannya dari generasi ke generasi.
Menjadi Kuburan Dari Tragedi Zeven Provincien
Baca Juga:Rusia Tangkap Jurnalis TV yang Kecam Perang Moskow Terhadap Ukraina Saat Siaran Langsung TelevisiTernyata Vladimir Putin Tertarik Sambo
Selain menjadi kuburan bagi penduduk setempat dan tentara Belanda, ada kisah lain dibalik keindahan Pulau Kelor ini. Salah satunya adalah peristiwa Zeven Provinciën atau tragedi Kapal Tujuh pada Februari 1933. Ini merupakan salah satu bagian terbesar dalam sejarah Pulau Kelor. Secara tidak langsung, tragedi satu ini menjadi kemunduran besar tentara VOC saat itu. Ada banyak yang menjadi korban di dalamnya.
Dipercaya, tragedi yang terletak di pesisir Sumatera ini justru berakhir di lepas pantai Pulau Kelor. Peristiwa satu ini adalah momen di mana para pegawai menolak untuk diturunkan gajinya oleh Maritim Belanda. Kemudian terjadilah perang di atas kapal antara awak dengan para penjajah. Pemerintah belanda kemudian mengirimkan kapal pengebom dan menghancurkan kapal satu ini dengan para awaknya di lepas pantai Pulau Kelor. (*)