Banyak yang mengatakan kalau benteng satu ini adalah buatan Belanda. Tapi ini tidak sepenuhnya benar. Dilihat dari konstruksi yang diterapkan, benteng satu ini adalah buatan para leluhur penduduk di pulau Kelor. Pasalnya bata yang dijadikan bahan baku pembuatan adalah bata merah. Bata merah ini merupakan salah satu ciri buatan dalam negeri.
Bata yang berasal dari Belanda berwarna lebih kekuningan dan berukuran lebih kecil. Benteng Martello ini merupakan saksi bisu betapa hebatnya para petugas konstruksi bangunan pulau kelor jaman dulu. Hanya saja karena dimakan oleh waktu, kondisi Benteng satu ini sudah mulai rapuh.
Berdasarkan sumber sejarah Pulau Kelor, Dulunya Benteng satu ini dipergunakan sebagai sarana pertahanan belanda dari serangan Portugis. Benteng mulai dibangun pada tahun 1850. Diceritakan, pembangunan benteng satu ini memakan banyak sekali korban. Pasalnya perbekalan yang diberikan juga sangat minimal. Jadi banyak pekerja yang kelaparan.
Baca Juga:Rusia Tangkap Jurnalis TV yang Kecam Perang Moskow Terhadap Ukraina Saat Siaran Langsung TelevisiTernyata Vladimir Putin Tertarik Sambo
Benteng dengan ketinggian 15 meter ini memiliki terowongan khusus di bagian dalamnya. Hanya saja kita dilarang masuk ke dalamnya. Menurut mitos penduduk setempat, terowongan ini akan membawa kita ke tengah laut. Tapi belum ada penelitian yang valid terkait hal ini. Yang pasti, Benteng Martello ini merupakan bagian terpenting dalam sejarah pulau Kelor.
Pulau Kelor Dulunya Pemakaman Penduduk dan Tentara VOC
Dari sejak tahun 1450 pada masa kolonialisme Belanda, Pulau Kelor ini dulunya merupakan tempat penduduk setempat memakamkan kerabatnya. Ada banyak juga tentara VOC yang dikebumikan di pulau satu ini. Hanya saja karena sudah tergerus waktu, makam tersebut hilang tidak ditemukan.
Konon makam tersebut masih ada di bawah tanah pasir putih yang diinjak oleh para wisatawan. Tak heran jika kemudian penduduk setempat menganggap kalau pulau satu ini sangat angker. Ternyata alasan satu ini yang menjadi penyebabnya.
Sampai saat ini belum ada penelitian khusus yang membuktikan ada banyak jenazah dibalik keindahan pulau satu ini. Tidak ada pula literatur sejarah Pulau Kelor yang mendukungnya. Saat ini pulau Kelor sendiri menjadi bagian dari cagar budaya dan dilindungi oleh pemerintah dibawah naungan Unit Museum Kebaharian Kota Jakarta.