TELAGA Sarangan atau yang biasa disebut oleh masyarakat sekitar Telaga Pasir, menjadi destinasi wisata populer di Kabupaten Magetan , Jawa Timur. Tepatnya berada di kaki Gunung Lawu di Kecamatan Plaosan.
Konon, menurut cerita rakyat setempat, telaga itu dibentuk oleh pasangan suami istri Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Keduanya adalah pasangan yang hidup di hutan Gunung Lawu dan tinggal di rumah (pondok) kayu beratapkan dedaunan di sebelah timur lereng Gunung Lawu.
Walau pun sangat sederhana, tapi mereka sangat nyaman dan aman dari gangguan yang ada di hutan. Apalagi mereka telah tinggal di hutan cukup lama sehingga memiliki pemahaman yang cukup tentang situasi dan lingkungan sekitar dan bagaimana caranya untuk mengatasi semua masalah.
Baca Juga:Selama Proses Penyidikan Komnas HAM, Berikut Temuan Baru Terkait Kematian Brigadir JAib Polisi, Mantan Kepala Divisi Hukum Polri: Kasus Baku Tembak Ini Sebagai Bom Atom
Suatu hari, Kyai Pasir pergi ke hutan sebagai kegiatannya sehari-hari bercocok tanam. Tiba-tiba, Kyai Pasir terkejut karena dia menemukan sebutir telur tergeletak di bawah pohon, yang akan ditebangnya.
Dia pun mengamati telur itu dengan hati-hati, sejenak bertanya di dalam hatinya, telur apa gerangan yang saya temukan ini. Meskipun di sekitarnya tidak melihat hewan unggas, yang biasanya meletakkan telur. Tanpa berpikir panjang, Kyai Pasir bergegas kembali ke rumahnya membawa telur dan memberikannya kepada istrinya.
Akhirnya kedua pasangan itu sepakat untuk memasak telur itu. Setelah memasak, Nyai Pasir memberikan setengah dari telur kepada suaminya. Kyai Pasir makan telur tersebut dengan lahap. Setelah itu Kyai Pasir melanjutkan aktivitasnya dan kembali ke hutan.
Pada perjalanan kembali ke ladang, Kyai Pasir masih merasakan nikmat telur yang baru saja dimakannya. Tapi ketika ia tiba di ladang, tubuhnya terasa begitu panas, kaku dan sangat sakit. Matanya berkunang-kunang dan keluar keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.
Tekanan ini datang tiba-tiba, sehingga Kyai Pasir tidak mampu menahan rasa sakit dan akhirnya terjatuh ke tanah. Dia kebingungan karena hampir seluruh bagian tubuh kaku dan sakit. Belum habis rasa bingungnya, tiba-tiba, tubuhnya telah berubah bentuk menjadi seekor naga besar, dan sangat menakutkan. Naga itu berguling di tanah tanpa henti.