Setelah mencapai tujuannya dan muatannya sudah dilepas, roket tersebut kembali jatuh ke bumi, dan kali ini diperkirakan jatuh di Samudra Hindia, tepatnya di dekat Sarawak, pulau Kalimantan.
Masuknya roket ini ke atmosfer Bumi sudah dikonfirmasi oleh US Space Command, namun saat itu mereka belum bisa memastikan lokasi tepat jatuhnya serpihan roket tersebut, yang memang tidak bisa dikontrol pergerakannya itu.
“Tidak ada satupun negara yang membiarkan serpihan sebesar 20 ton di orbit dan masuk ke bumi tanpa bisa dikontrol,” jelas Jonathan McDowell, seorang astrophysicist di Harvard-Smithsonian Center for Astophysics.
Baca Juga:Wisatawan Prancis Pertanyakan Kebijakan Kenaikan Tarif ke Pulau Komodo dan Pulau Padar hingga Rp3,75 jutaBPOM Banda Aceh Sita 2.920 Kosmetik Ilegal dari Lipstik, Masker Wajah dan Pensil Alis
Lalu pada Sabtu (30/7/2022), Nasa Administrator Bill Nelson menyebut China sama sekali tak memberi informasi trayektori serpihan roket tersebut.
“Semua negara yang melakukan perjalanan ke luar angkasa harus mengikuti standar yang sudah ada, dan melakukan tugasnya untuk memberi informasi semacam ini agar bisa menghadirkan prediksi yang akurat terkait risiko kejatuhan serpihan, terutama untuk kendaraan besar seperti Long March 5B, dengan risiko besar kehilangan nyawa dan kerusakan bangunan,” jelas Nelson.
“Hal ini sangat penting dilakukan untuk bertanggung jawab atas penggunaan luar angkasa dan memastikan keamanan orang di Bumi,” tambahnya.
China Manned Space Agency hanya memberikan informasi waktu roket tersebut memasuki atmosfer Bumi, yaitu pada pukul 12.55 Minggu dini hari. Mereka pun menyebut kebanyakan dari serpihan tersebut sudah terbakar habis saat melewati Laut Sulu, antara Kalimantan dan Filipina.
“Yang kami ingin tahu adalah apakah ada serpihan tersebut yang jatuh ke tanah. Ini mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan laporan tersebut,” keluh McDowell.
Ada seorang warga Malaysia bernama Nazri Sulaiman, lewat akun @nazriacai, merekam objek di langit yang diperkirakan merupakan Long March 5B dari Kuching, Sarawak Malaysia.
Kabar ini kemudian dikonfirmasi oleh National Space Agency Malaysia, yang menyebut mereka mendeteksi adanya serpihan roket Long March 5B yang terbakar.
Baca Juga:BPOM Tangerang Temukan 3.451 Kosmetik Tanpa Izin Edar dan KadaluwarsaBPOM Pekanbaru Temukan 1.826 Produk Kosmetik Ilegal
“Serpihan roket tersebut terlihat terbakar saat memasuki bumi dan pergerakan serpihan yang terbakar itu melintasi ruang udara Malaysia dan terdeteksi di banyak daerah, termasuk melintasi ruang udara di sekitar Sarawak,” ujar mereka. (*)