TIM khusus (timsus) Polri mendatangi rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (Kadiv Propam) non-aktif Inspektur Jendral Polisi Ferdy Sambo, Senin pagi. Di rumah yang berada di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan tersebut timsus akan memaparkan pendalaman soal uji balistik oleh Tim Laboratorium Forensik Polri dalam kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
“Iya benar soal pendalaman uji balistik,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dihubungi Senin 1 Agustus 2022.
Terpantau di lokasi, sejumlah anggota polisi yang mayoritas menggunakan kemeja putih berdiri mengitari gerbang rumah Irjen Pol Ferdy Sambo. Garis polisi pun terlihat mengitari gerbang rumah berlantai 2 ini.
Baca Juga:Kubur Beras Bansos Presiden Jokowi, Begini Pengakuan JNEPolisi: Kemensos Tidak Tahu Ada Kerja Sama dengan JNE Ihwal Penyaluran Beras Bansos
Terlihat para petinggi polisi telah berada di lokasi penembakan Brigadir J, yaitu Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi dan Kabareskrim Komjen Pol Agus Andriyanto, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo dan Karo Multimedia Divisi Humas Polri Brigjen Pol Gatot Repli Handoko.
Pada saat merilis kasus penembakan itu, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi menyebut Brigadir Josua tewas karena ditembak Bharada E. Penembakan itu dipicu teriakan istri Irjen Ferdy, Putri, yang disebut Kombes Budhi hendak dilecehkan Brigadir Yosua.
Namun cerita versi polisi itu ditentang keluarga, karena di tubuh Yosua ada luka lebam dan jarinya putus. Jenazah Brigadir Yosua saat ini telah dilalukan autopsi ulang di Jambi.
Kasus kematian ajudan Sambo, Brigadir J, meninggalkan jejak kejanggalan. Keluarga Brigadir J menduga kematian polisi itu akibat dari pembunuhan berencana dengan dasar luka pada jasad yang ada bekas penganiayaan.
Saat ini, polisi masih memeriksa kamera pengawas di sekitar rumah Sambo yang sebelumnya disebut rusak sejak dua pekan sebelum kejadian, serta temuan bukti pendukungnya. Barang bukti berupa handphone Brigadir J telah ditemukan, karena saat hari kejadian tidak ditemukan alat komunikasi tersebut.
Buntut dari peristiwa ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menonaktifkan tiga orang pejabat kepolisian dari jabatannya. Ferdy Sambo lebih dulu dinonaktifkan, kemudian Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto, dan Kepala Biro Pengamanan Internal Brigadir Jenderal Hendra Kurniawan.