Hari itu Komnas HAM memanggil semua ajudan Irjen Ferdy Sambo untuk diperiksa terkait kasus kematian Brigadir Yosua pada Jumat (8/7).
Dari sejumlah ajudan yang hadir dalam pemeriksaan Komnas HAM, Eliezer menjadi yang paling akhir datang. Sebelum dia, 5 orang rekan sejawatnya hadir lebih dulu dengan diantar oleh 2 pendamping dari Mabes Polri.
Eliezer baru tiba di Komnas HAM pukul 13.25 WIB. Ia datang dengan menggunakan mobil Innova Venturer berwarna hitam pelat B 1005 RFP.
Baca Juga:FSB Ungkap Upaya Intelijen Ukraina Bajak Pesawat AU Rusia Dibantu InggrisBuru Kopda M, Jenderal Dudung Turunkan Intelijen TNI AD
Awalnya Eliezer tidak langsung turun dari mobil, alih-alih berhenti, mobil tersebut langsung melaju dan keluar lewat gerbang belakang kompleks Komnas HAM pada pukul 13.20 WIB.
Tidak lama, mobil tersebut kembali memasuki gerbang utama dan menurunkan laki-laki berbaju hitam lengkap dengan masker hitamnya. Ia masuk sambil menunduk ditemani oleh 2 orang lainnya.
Saat diberondong pertanyaan terkait sosoknya, Eliezer bergeming. Ia terus jalan ke tempat pemeriksaan.
Kehadiran sosok Eliezer baru dapat dikonfirmasi dari pernyataan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam. Ia membenarkan ajudan berbaju hitam itu memang Bharada E alias Richard Eliezer.“Yup (Bharada E datang),” kata Choirul Anam kepada wartawan di lokasi kejadian, Selasa (26/7).
Sekadar informasi, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, Bharada E yang menembak Brigadir J di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Samboadalah penembak kelas satu di Resimen Pelopor.
“Bahwa Bharada E ini sebagai pelatih ‘vertical rescue’ dan di Resimen Pelopor dia menjadi tim petembak kelas satu,” katanya di Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Selain menjadi tim petembak kelas satu di Resimen Pelopor, Bharada E juga menjadi pelatih teknik penyelamatan pada medan vertikal atau curam (vertical rescue).
Baca Juga:Kronologi Penangkapan 5 Eksekutor Istri Kopda M, Berikut Identitas Tersangka Beserta PerannyaKemenkumham Terima Aduan Masyarakat Soal Pelanggaran, Notaris yang Sudah Mati Bisa Bikin Akta
Senjata yang dipakai Bharada E saat kejadian, yakni Glock 17 dengan lima peluru yang dimuntahkan. Sedangkan Brigadir J bersenjata HS 16 dan ditemukan tersisa sembilan peluru yang ada di magasen.
Selain itu, Budhi menjelaskan, Bharada E menembak sebanyak lima kali namun terdapat tujuh luka tembakan. Ada dua peluru yang menembus sampai dua kali, yakni dari jari tembus dada dan di lengan kiri tembus mulut.