DIDUGA akibat dirundung teman-temannya, seorang bocah SD di Tasikmalaya harus kehilangan nyawa.
Mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari temannya, murid kelas VI sekolah dasar di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya berinisial PH (11) itu pun mengalami depresi berat.
Tidak hanya mengaku sempat dipukuli teman sepermainannya, korban juga dipaksa untuk menyetubuhi seekor kucing.
Baca Juga:Kuasa Hukum Mas Bechi Ungkap Fakta KejanggalanPerpanjangan Jabatan Gubernur-Wakil Gubernur DIY, Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Puro Pakualaman Serahkan 16 Dokumen
Mirisnya, aksi pemaksaan tersebut direkam hingga korban mengalami depresi dan tidak mau keluar rumah.
Kronologi kejadian yang dialami PH dibeberkan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto.
Dia mengatakan, awal kejadian perisakan tersebut mengemuka dan diketahui melalui rekaman video di media sosial yang menyebar.
Video tersebut menunjukkan korban yang dipaksa sejumlah orang yang diduga teman-temannya untuk menyetubuhi kucing.
“Korban diduga sempat mengalami dugaan perundungan, sampai depresi, dan akhirnya meninggal dunia. Bentuk perundungannya adegan tidak senonoh. Korban dipaksa dan diancam teman sepermainan nya,” ujar Ato Rinanto, Rabu 20 Juli 2022.
Karena kerap menjadi korban perundungan, bocah warga Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna itu terlihat murung dan enggan keluar rumah.
Bahkan, korban enggan makan dan minum hingga kesehatan korban pun terganggu. Keluarga membawa korban ke rumah sakit.
Baca Juga:KontraS Sebut Kejanggalan Kasus Brigadir J Mirip dengan Penembakan Laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50Bocah Laki-laki Usia 8 Tahun Jadi Korban Perampokan Dimasukkan ke dalam Karung dan Dibuang ke Rumah Kosong
Sayangnya, nyawa anak kedua dari pasangan Ad (41) dan Ti (39) itu tidak tertolong.
Kedua orangtua korban pun masih dalam kondisi berduka. Di rumah gubuk berdinding bilik dan papan, keduanya tampak sedih saat bercerita tentang pengalaman pahit yang diderita anak lelakinya tersebut.
Ibu korban, Ti menuturkan bahwa anaknya sering mengeluhkan sakit tenggorokan dan kerap kali dipukul teman sepermainan.
Korban juga mengaku sempat dipaksa serta direkam untuk menyetubuhi kucing.
“Kedua orangtua korban masih belum stabil kondisi psikisnya. Oleh karena itu, kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologis, juga mungkin mendampingi dalam proses hukumnya,” kata Ato Rinanto.
Sementara itu, Panit Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi Santoso, mengaku belum menerima laporan soal kejadian tersebut.
Meski begitu, pihaknya segera ke lokasi guna melakukan pendalaman dan penyelidikan.
“Kami belum menerima laporan. Namun, anggota kami segera ke lokasi untuk proses pendalaman,” ujar Dwi Santoso. (*)