Perjelas siapa yang menjadi terlapor dalam dugaan tindak pidana tersebut.
Langkah tidak kalah penting, sebab penentuan terlapor adalah kunci utama dalam menentukan pertanggungjawaban pidana, ini kaitannya dengan sejauh mana tindakan dan peran seseorang yang kita anggap menyebabkan terjadinya suatu tindak pidana. Jadi, kita harus fokus pada orang yang memiliki keterkaitan langsung misalnya, orang yang berbuat atau orang yang turut serta dalam perbuatan tersebut. Jangan karena “seteru” terhadap orang lain yang tidak ada kaitannya, lantas kita kaitkan tanpa adanya peran dan tindakan orang tersebut secara langsung atau tidak langsung, hal ini tentunya akan menjadi sia-sia.
Sebutkan dengan jelas dimana lokasi dugaan tindak pidana terjadi, untuk menentukan dimana kantor polisi yang berwenang menangani.
Langkah ini, kaitannya dengan locus delicti (tempat kejadian perkara) ini akan membuat kita tepat dalam mengajukan laporan pidana pada pihak yang berwenang memeriksa dan menyidik masalah pidana yang kita laporkan (khususnya polsek/polres atau polda) sesuai dengan tempat kejadian, jangan sampai tempat kejadian misalnya di “Ciledug” lantas kita melapor di “Polres” Kebayoran Baru, dengan alasan karena dekat dengan rumah atau tempat kerja.
Buatlah tabel pemenuhan unsur pidana didukung daftar saksi dan bukti.
Baca Juga:Soroti RKUHP, Haris Azhar: Siapa pun yang Menyampaikan Kritik Termasuk Jurnalis, Dia Mudah Dipidanakan30 Juli, Bersediakah Prabowo Subianto Sebagai Calon Presiden 2024?
Tahapan ini, idealnya untuk para pengacara yang menjadi penasihat hukum kita, khususnya untuk menentukan unsur pidana ”unsur delicti”, sebab sudah menjadi “hersendelir” pemahaman dalam dunia hukum, bahwa unsur suatu tindak pidana harus terpenuhi secara keseluruhan (kumulatif), apabila salah satu unsur tidak terpenuhi, maka seseorang tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana atas perbuatan yang dilakukan.
Sedangkan, untuk daftar saksi dan bukti yang harus kita identifikasi adalah untuk menentukan saksi mana dan bukti mana yang kita miliki yang mampu membantu mengungkapkan tindak pidana tersebut kepada pihak pihak berwenang, hal ini dapat kita lihat pada analisa SWOT yang telah dibuat sebelumnya.
Buatkan resume singkat laporan pidana untuk keperluan pelaporan
Tahapan yang terakhir ini adalah sebagai pegangan kita untuk menjelaskan tentang kronologis kejadian, agar tidak ada fakta hukum yang dilewatkan oleh kita dalam memberikan keterangan kepada pihak penyidik atau pengacara kita, Anda boleh membaca resume yang sudah dibuat ketika ditanya, sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam menerangkan kronologis tindak pidana tersebut.