SEJUMLAH pihak menilai, pengusutan kasus penembakan terhadap Brigadir J di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo penuh kejanggalan dan terkesan ditutup-tutupi.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) melalui Wakil Koordinatornya, Rivanlee Anandar, mengatakan upaya kepolisian menyembunyikan fakta dalam kasus itu seperti terjadi pada insiden penembakan terhadap enam Laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Desember 2020 lalu.
“Bukan kali pertama, upaya kepolisian dalam menyembunyikan fakta juga terjadi pada kasus terdahulu, seperti halnya penembakan terhadap enam laskar FPI,” kata Rivanlee dalam keterangan resminya, Kamis (14/7/2022) lalu.
Baca Juga:Bocah Laki-laki Usia 8 Tahun Jadi Korban Perampokan Dimasukkan ke dalam Karung dan Dibuang ke Rumah KosongTeroris KKB Tembak 12 Warga Sipil di Nduga dari Jarak 50 Meter
Rivanlee mengatakan, persidangan kasus penembakan Laskar FPI telah terbukti sejumlah warga sekitar diduga mengalami intimidasi oleh aparat. Warga kala itu diminta aparat tidak merekam peristiwa dan bahkan diminta untuk menghapus file rekaman.
“Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Komnas HAM ketika memberikan keterangan di persidangan,” kata dia.
Terpisah, anggota Komisi III DPR RI, Trimedya Pandjaitan. Dia merasa aneh dengan tindakan Polri dalam menangani kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Trimedya menyebut dari awal kasus ini diungkap, polisi tak pernah menunjukkan bukti-bukti terkait baku tembak di rumah jenderal bintang dua itu. Menurutnya, polisi setidaknya menunjukkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Kita yang orang hukum, keliatannya ya akal sehat kita dibalikkan. Nah itu kan harusnya ada. Enggak mungkin dong orang tembak-tembakan, enggak ada bekas darahnya, kaca pecah atau apa, itu kan enggak pernah diliatkan,” kata Trimedya dalam webinar yang disiarkan lewat instagram @diskusititiktemu, Sabtu (16/7/2022).
Politikus PDIP itu pun meminta Polri memberi akses kepada media massa untuk masuk ke rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo melihat dan melaporkan kondisi TKP.
Ia mengingatkan bahwa sampai satu minggu usai peristiwa itu, masyarakat belum mengetahui hasil olah TKP di rumah sang jenderal.
Baca Juga:TNI: Pembantaian 12 Warga di Nduga Diduga Dilakukan Teroris KKB Army TabuniMantan Kepala Badan Intelijen Strategis Ungkap Kejanggalan, Bharada E Belum jadi Tersangka?
“Paling tidak pers boleh masuk. Ada enggak bekas tembak-tembakan itu di sekitar rumahnya? Di dinding atau di tangga, darah, kan enggak pernah ada (ditampilkan),” kata Trimedya.