Serangan Kera Ekor Panjang di Pesantren Miftahul Huda Kuningan

Serangan Kera Ekor Panjang di Pesantren Miftahul Huda Kuningan
Kera liar meresahkan warga dan santri ponpes di Kabupaten Kuningan. (Dok Pemadam Kebakaran Kabupaten Kuningan)
0 Komentar

SEJUMLAH kera ekor panjang menyerang santri dan santriwati di lingkungan Pondok Pesantren Miftahul Huda 534 di Dusun Puhun Desa Nanggela, Kecamatan Cidahu, Kuningan.

Keberadaan kera liar yang meresahkan itu dilaporkan oleh Pimpinan Ponpes Miftahul Huda, KH Iyep Syaripudin, yang ditujukan ke Kantor UPT Pemadam Kebakaran Satpol PP Kabupaten Kuningan.

Kera liar ekor panjang itu dilaporkan menyerang para santri yang sedang berada di lingkungan ponpes. Serangan tersebut membuat para santri menjadi tidak nyaman belajar.

Baca Juga:Kakek Berusia 64 Tahun Pelaku Pencabulan Anak di Gudang Belakang Mushola Diciduk PolisiUngkap Aktor Intelektual Kasus Penjualan Cagar Budaya, Ini Yang Dilakukan ARUN

Tak hanya itu, kera liar juga menampakan diri dan menyeberang jalan sehingga membuat pengguna kendaraan menjadi panik.

Mendapat laporan tersebut, petugas pemadam kebakaran pun langsung meluncur ke lokasi, Kamis (14/7/2022). Mitigasi pun langsung dilakukan terhadap kera liar tersebut.

Hasilnya, diketahui bahwa koloni kera ekor panjang itu sudah ada sejak sebulan yang lalu di Ponpes Miftahul Huda 534. Kera liar satu itu mulai melakukan pencarian makanan, memasuki ponpes dan wilayah sekitarnya.

‘’Keberadaan kera ekor panjang itu meresahkan para santri dan semua warga,’’ ujar Kepala UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan, Mh Khadafi Mufti, Kamis (14/7/2022).

Khadafi mengatakan, dari analisis sementara, datangnya hewan tersebut karena kurangnya bahan makanan akibat cuaca. Hewan primata tersebut diduga datang dari hutan sebelah barat.

Khadafi mengungkapkan, untuk mengusir kera liar tersebut, pihaknya memberikan saran kepada pengurus ponpes maupun warga setempat agar menggunakan bahan-bahan yang bisa menimbulan ledakan suara. Yakni, dari bahan campuran karbit dan air.

Hasilnya, setelah dilakukan pengusiran menggunakan ledakan dari bahan campuran air dan karbit, kera pun langsung kabur.

Baca Juga:Tugas Berat, Profesi Arsiparis Masih Diabaikan di IndonesiaIDI Kota Cirebon Pastikan Penyakit Cacar Monyet Belum Ditemukan di Kota Wali

Khadafi menyatakan, apabila keberadaan kera liar itu dibiarkan/tidak diusir, maka dikhawatirkan akan terus mengganggu santri dan warga. Dia pun mengimbau agar warga tidak memberi makan kera yang masuk ke permukiman.

‘’Jangan dikasih makan, jangan diganggu. Lakukan pengusiran dengan menggunakan alat pengaman (kayu, sarung tangan, helm),’’ tandas Khadafi. (*)

0 Komentar