Korban 1 juga merasa miris kejadian yang menimpa dirinya terus terulang, bahkan terjadi di lembaga pendidikan. “Saya merasa miris sekolah yang selama ini diidam-idamkan, niat mencari ilmu dari jauh datang. Ternyata sampai sana diperlakukan seperti itu dan kejadian ini masih terus terulang. Saya ada rasa tidak terima, Ya Allah beri jalan ya Allah. Dan saya berharap tidak ada terulang dimanapun mengotori lembaga pendidikan. Apalagi ini pesantren Masya Allah nauzubillahminzalik. Saya harap itu tidak terulang lagi. Dimanapun tempat, saya mohon hormati wanita.”
Melansir dari detikX, ternyata masih banyak korban lain yang belum ditelusuri kepolisian. Ada beberapa korban bahkan yang mengalami pelecehan selama lima tahun dari 2012-2017. Tidak hanya memperkosa, Bechi juga melakukan berbagai jenis penyiksaan.
“Saat mendapatkan perlawanan, Bechi menyundutkan rokok yang masih menyala ke arah pelipis korban. Tidak jarang, punggung dan kaki korban yang saat itu masih berusia belasan tahun juga mengalami lebam akibat penyiksaan. Korban juga diancam, jika berani melawan akan dikeluarkan dari pondok, aibnya disebarkan, dan dihancurkan keluarganya,” ucap pendamping korban seperti yang tertulis di detikX pada 12 Juli 2022.
Baca Juga:Pertanyaan yang Belum Terjawab Seputar Aksi Adu Tembak Sesama Anggota KepolisianPolisi Temukan 2 Grup WA Akses Video Pornografi Anak, Member Capai 1.550 dengan 2.372 Konten
Pengakuan salah satu murid korban, pada 2017, Bechi juga sempat merekrut beberapa santriwati berusia belasan tahun menjadi sukarelawan klinik Sehat Tentrem, klinik kesehatan spiritual. Seleksinya dilakukan di Kompleks Pesantren Jati Diri Bangsa di daerah Puri, Plandaan, Jombang secara bersama-sama.
Di sana mereka diperintahkan hal-hal yang tak lazim, seperti minum wine, ditinggal semalaman di dalam hutan, dan mandi kemben. “Saat mandi, kami diminta mengenakan jarit Sidomukti. Katanya agar mulia dan mendapat ilmu metafakta. Kata Bechi, itu ilmu sudah ada sejak 100 ribu tahun lalu,” ungkapnya.
Berkedok wawancara personal, Bechi membawa para santriwati ke salah satu gubuk bernama Cokro. Di sana Bechi memperkosa para santriwati tersebut.
Korban-korban tersebut akhirnya mengundurkan diri. Mereka juga sempat beberapa kali melapor ke pengurus Pesantren Shiddiqiyyah, tetapi tidak digubris. Bukannya keadilan yang diperoleh, mereka justru diancam oleh para pengikut Bechi.