CITAYAM kini kian populer menyusul ramainya pemberitaan tentang Citayam Fashion Week di wilayah Sudirman oleh remaja Citayam dan sekitarnya. Bicara Citayam tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang tentang sebuah situ atau danau yang menjadi ikon wilayah di pinggir Kota Depok dan berbatasan dengan Kabupaten Bogor tersebut.
Dari letak geografis, dulu Citayam adalah sebuah kampung yang bersebelahan dengan Kampung Cipayung. Namun Citayam saat ini terletak di Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Sementara nama asal usul nama Citayam memiliki banyak versi sehingga belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan tuturan masyarakat, Citayam berasal dari dua suku kata, Cit yang artinya Peucit dan Ayam berarti Ayam. Dalam bahasa Sunda bila digabungkan menjadi Pameuncitan Ayam yang artinya pemotongan ayam. Namun ada juga yang sembarang yang menyebut Citayam diambil dari kata Ci dan Ayam yang artinya Sungai Ayam.
Di masa kolonial atau penjajahan bangsa Eropa, Citayam adalah daerah penghasil karet. Komoditi ini tersohor hingga Batavia sebagai pusat bisnis dan pemerintahan kala itu. Di landhuis (rumah peristirahatan) Citayam terdapat rumah tuan tanah dan properti lainnya, termasuk pabrik penggilingan karet.
Baca Juga:Gotabaya Rajapaksa Berada di SingapuraIrjen Ferdy Sambo Akhirnya Muncul, Peluk Erat Kapolda Metro Jaya Sambil Menangis
Citayam adalah tanah partikelir milik Belanda. Tanah partikelir adalah bentuk kepemilikan tanah bersistem feodal yang diterapkan di sebagian Hindia Belanda. Dalam hukum Belanda, tanah partikelir sebagai ‘daulat’ dan status hukumnya mirip dengan Vorstenlanden yang berada di bawah Kerajaan Belanda.
Pemilik tanah partikelir disebut sebagai “tuan tanah” atau dalam Bahasa Belanda disebut landheer. Para tuan tanah ini memegang “hak-hak ketuanan” atas penduduk di tanah tersebut, yang biasanya dipegang oleh pemerintah. Biasanya para tuan tanah juga mempekerjakan para pribumi yang dijadikan budak.
Pusat kegiatan tanah partikelir di Citayam berada di dua lokasi. Untuk rumah pemilik atau tuan tanah lokasinya berada di sisi barat pinggir setu (danau kecil) yang disebut Setu Citayam. Sementara pabrik penggilingan, gudang, dan tempat para pekerja lokasinya berada di sebelah barat setu (sekarang jadi Perumahan Atsiri).
Nama Citayam semakin tersohor dengan dibangunnya stasiun kereta api yang diberi nama Stasion Tjitajam pada 1922. Letak stasiun ini tepat berada di sisi timur setu. Stasiun itu dibangun sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta Batavia menuju Buitenzorg (Bogor).