PROFESI arsiparis (ahli arsip) belum dianggap penting di Indonesia. Mereka yang mengurusi tata kelola arsip, tidak mengerti seluk beluk pengarsipan. Padahal arsip merupakan asset penting milik negara.
Kondisi semacam ini sangat berpengaruh pada sulitnya publik mengakses informasi data dari arsip-arsip yang disimpan. Selain itu, penanganan arsip yang tidak benar menyebabkan arsip menjadi rusak, terselip, tidak terawat dan bahkan hilang.
Ketua Asosiasi Arsiparis Indonesia (AAI) Kota Cirebon, Sealsa (12/7), mengatakan, kearsipan adalah bidang profesional yang membutuhkan tenaga ahli spesialis.
Baca Juga:IDI Kota Cirebon Pastikan Penyakit Cacar Monyet Belum Ditemukan di Kota WaliBerikut Identitas Korban Kecelakaan Truk Fuso Tabrak 5 Motor di Jalan Raya Jatibarang-Arjawinangun
“Pemerintah beranggapan arsip itu sebagai barang yang tidak berguna, sehingga bisa dikelola siapa saja meski orang itu tidak mengetahui ilmu kearsipan,” kata Sumarni.
Arsip memiliki nilai penting bagi kegiatan pendidikan seperti penelitian dan penulisan, terutama yang terkait dengan soal sejarah.
AAI getol mengawal Pemerintah Kota Cirebon melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan melakukan pengarsipan berbagai dokumen penting di wilayah kota Cirebon mulai tingkat kelurahan, kecamatan sampai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain.
Hal ini dilakukan, demi menyelamatkan arsip daerah, karena dianggap menjadi bagian penting sebuah cerita dan catatan sejarah masa lampau.
Restorasi menjadi satu di antara tahapan penting dari proses pengarsipan.
Melalui restorasi, arsip yang biasanya berbentuk naskah atau lembaran kertas kembali dipulihkan pada kondisi terbaiknya.
Tujuannya, agar arsip bisa terhindar dari kerusakan. Atau, agar bisa dibaca kembali.
Sumarni mengatakan jika temuan arsip seringkali sudah dalam kondisi rusak ketika akan direstorasi.
Baca Juga:Hilang Konsentrasi, Truk Fuso Tabrak 5 Motor di Jalan Raya Jatibarang-ArjawinangunWarga Blok Wuni I Laksanakan Pemotongan Hewan Qurban
“Rata-rata kertasnya sudah lapuk dan mudah sobek, atau tulisan memudar karena sudah berusia tua,” katanya kepada delik.news, (12/7).
Dijelaskan Sumarni, perlakuan petugas arsiparis saat merestorasi arsip ini tergantung kondisi arsip itu sendiri.
Semakin kondisinya parah, semakin detail dan butuh durasi lama pula penanganannya.
Ketelitian dan ketelatenan petugas, benar-benar dibutuhkan ketika merestorasi.
Sumarni, ketika akan merestorasi arsip ini memulai dengan membersihkan kotoran di permukaan kertas memakai kuas.
Setelah bersih, kertas kemudian dikembalikan pada kondisi normal. Artinya, menurut Sumarni, butuh ketelitian dan kesabaran tinggi.